REPUBLIKA.CO.ID, SAINT PETERSBURG -- Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku, bangga dengan keputusan Presiden RI Prabowo Subianto ke Saint Petersburg, Rusia pada 18-20 Juni 2025, untuk bertemu Presiden Vladimir Putin. Padahal, pada saat bersamaan, Prabowo mendapat undangan dari Perdana Menteri (PM) Kanada Mark Carney untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7.
Menurut Zulhas, hal itu menjadi penanda sikap Indonesia di bawah Prabowo yang tidak memihak di bidang politik. "Saya senang, saya juga bangga karena kita selain menuju berdaulat di bidang pangan, kita juga nampak sekali nonblok dan berdaulat di bidang politik," ujar Zulhas saat ditemui wartawan Republika, Erik Purnama Putra di Taleon Imperial Hotel, Saint Petersburg, Rusia, Jumat (20/6/2025).
Menurut ketua umum DPP PAN tersebut, Prabowo mendapat undangan dari dua negara pada waktu yang hampir berdekatan. Tetapi, RI 1 lebih memilih untuk bertemu Presiden Putin karena pemerintah Rusia lebih dulu mengirimkan undangan.
"Bahwa Bapak Presiden kita tahu ada dua pilihan undangan, tapi beliau datang ke Rusia. Itu membanggakan bahwa kita betul-betul nonblok," kata Zulhas.
Di sisi lain, keputusan Prabowo memilih berangkat ke Rusia mendapat sambutan hangat dan penuh kehormatan. Zulhas pun mendapati, Putin dalam joint statement membaca sangat panjang kerja sama kedua negara dan menaruh hormat kepada Indonesia.
"Tentu Presiden Putin dan seluruh jajarannya itu nampak sekali sangat gembira menyambut kita itu dengan penuh kehormatan. Mereka senang Bapak Presiden ke sini," ucap Zulhas.