Senin 16 Mar 2015 20:40 WIB

Langkah Golkar akan Mengakhiri 'Politik Koalisi-Koalisian'

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Joko Sadewo
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Sekertaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristyanto mengatakan, putar haluan politik partai Golkar yang dilakukan oleh Golkar Munas Ancol, dinilai belum akan menyentuh perombakan komposisi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK).

Ungkapan Hasto tersebut, disampaikan ketika ditanya bentuk akomodasi pemerintahan Jokowi-JK atas sokongan politik baru dari Golkar. Dikatakan Hasto, masuknya Golkar Munas Ancol ke dalam barisan partai-partai pendukung pemerintah hanyalah untuk memperkuat massa kepemimpinan Jokowi dan JK.

"Ini sebenarnya (bergabungnya Golkar Munas Ancol) tidak ada kaitannya dengan desakan agar Presiden Joko Widodo mereshuffle (merombak) kabinet," kata Hasto, di Jakarta, Seni (16/3).

Dikatakan Hasto, sikap Ketua Umum Golkar Munas Ancol, Agung Laksono yang menyeret Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), sejatinya pun belum tentu akan diakomodasi lewat kompensasi politik tertentu. Sebab, menurut dia, sokongan politik baru dari Golkar Munas Ancol untuk pemerintah, adalah murni bagian dari tradisi partai politik untuk selalu mendukung kebijakan pemerintahan yang baik.

Sebab dikatakan Hasto, pascapilpres 2014, dikotomi antara partai-partai pro pemerintah dan partai-partai yang menamakan kelompok oposan, terlalu kentara dan tak seimbang. Itu mengapa, dikatakan olehnya, PDI Perjuangan menyambut baik ubah haluan politik partai Golkar yang selama ini bergabung bersama partai-partai oposisi.

Menurut dia, dengan munculnya Golkar ke barisan partai-partai pendukung pemerintahan, menandakan babak akhir dari permaian politik dengan cara kaolisi-koalisian. "Sekarang ini, yang kita semua tahu adalah bahwa pilpres telah usai. Dan kita mempunyai presiden dan wakil presiden yang satu," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement