REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas Gubernur Banten Rano Karno yakin kesehatannya sudah 90 persen pulih setelah sempat dinyatakan menderita sakit bell's palsy yang menyebabkan sebagian wajahnya mengalami kelumpuhan syaraf.
"Ya, alhamdulillah mungkin saya merasa sudah 90 persen kembali," katanya kepada wartawan yang menanyakan kabar kesehatannya saat mengikuti rapat terbatas tentang pembangunan tol trans Sumatra yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (5/3).
Namun, mantan aktor kawakan itu mengaku harus menjalani berbagai macam terapi setiap hari mulai dari akunpuntur, pijat syaraf, hingga faradisasi atau rangsang elektris frekuensi rendah.
Ia mengatakan, penyakit itu memang hanya bisa disembuhkan dengan terapi, meskipun penyakit itu dipastikan merupakan penyakit yang bisa disembuhkan. "Bisa sebulan atau bisa tiga bulan tergantung kondisi tapi dokter meyakinkan kalau seperti saya ini pasti sembuh," katanya.
Rano memperkirakan sakitnya berawal karena seringnya tubuh terpapar AC baik di mobil maupun di rumah. Dia merasa beruntung karena sakitnya bisa segera ditangani dengan lebih dini.
"Saya untung begitu saya ke dokter hari Minggu, Senin saya terapi. Untungnya saya cepat terapi, kalau enggak mungkin penyongnya lebih parah," katanya.
Bell's palsy adalah penyakit saraf yang mengenai saraf fasialis (wajah) yang menyebabkan kelumpuhan otot-otot salah satu sisi wajah, sehingga wajah menjadi asimetris, karena salah satu sisi wajah tampak melorot/mencong.
Hanya salah satu sisi wajah penderita saja yang dapat tersenyum, dan selain itu, hanya satu mata saja yang dapat menutup dengan sempurna.
Penyebab dari bell's palsy belum diketahui secara pasti, namun beberapa sumber menyebutkan bahwa penyebab bell's palsy adalah proses peradangan saraf yang mengontrol otot-otot salah satu sisi wajah. Ada pula yang mengatakan bahwa kerusakan saraf ini merupakan akibat dari infeksi virus.