Senin 23 Feb 2015 08:46 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Kembalikan Bantuan Australia, Masyarakat Aceh Lelang Batu Giok

batu giok aceh, ilustrasi
Foto: saibumi.com
batu giok aceh, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Kabupaten Aceh Barat tegas menyatakan siap mengembalikan bantuan Australia senilai Rp 13 triliun saat tsunami di Aceh, 26 Desember 2004. Sikap ini dibuat lantaran masyarakat merasa dilecehkan oleh Perdana Menteri Australia soal diungkitnya bantuan tersebut, belum lama ini.

"Untuk mengembalikan bantuan itu, masyarakat melakukan penggalangan dana serta lelang batu giok Aceh. Kami berharap pemerintah mendukung aksi ini," kata Koordinator Gerakan Pejuang Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Bara,t Edi Candra di Meulaboh, Ahad (22/2).

Ia menegaskan, Rp 13 triliun tak bernilai dibanding sakit hati masyarakat korban tsunami atas pernyataan PM Australia tersebut. Korban tsunami di Aceh Barat, sambungnya, masih merasa kesal atas pernyataan PM Australia Tonny Abbott yang mengaitkan bantuan dengan toleransi eksekusi hukuman mati terhadap terpidana mati WNA Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

"Kami meminta pernyataan tersebut dicabut dan meminta maaf kepada rakyat Aceh," tegasnya.

Selain melakukan aksi lelang batu giok, belasan masyarakat korban tsunami di Aceh Barat, Ahad (22/2) siang, juga membuat aksi mengali dua lubang kubur di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan sebagai bentuk dukungan terhadap eksekusi mati terpidana mati WNA Australia.

"Kami meminta terpidana mati ini segera dieksekusi dan mayatnya dikubur di Aceh Barat untuk mengobati rasa sakit hati rakyat Aceh atas pernyataan petinggi Australia itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement