Rabu 18 Feb 2015 01:25 WIB
Tahun Baru Imlek

Amankan Imlek, Poltabes Pontianak Turunkan Ratusan Personel

Suasana Imlek (ilustrasi).
Foto: Antara/Musyawir
Suasana Imlek (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepolisian Resor Kota Pontianak menurunkan sebanyak 950 personel untuk mengamankan Perayaan Imlek dan Cap Go Meh (CGM) tahun 2015 dengan sandi "Operasi Liong Kapuas", kata Kapoltabes Pontianak Kambes (Pol) Raden Heru Prakoso.

"Operasi Liong Kapuas 2015 dimulai Rabu (18/2) hingga tanggal 6 Maret atau hingga Perayaan Imlek dan CGM selesai," kata Raden Heru Prakoso seusai memimpin gelar pasukan Operasi Liong Kapuas di Pontianak, Selasa (17/2).

Dia menjelaskan Poltabes mendirikan sebanyak tujuh pos untuk pengamanan Perayaan Imlek dan CGM tahun 2015, yang tersebar di pusat-pusat keramaian, pusat ibadah warga Tionghoa, dan pusat acara Perayaan CGM seperti di Jalan Diponegoro, Gajah Mada, dan Tanjungpura.

Dia juga mengimbau kepada warga Tionghoa untuk tertib dalam merayakan Imlek dan CGM, dengan tidak memainkan petasan, karena permainan petasan memang dilarang oleh undang-undang.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyatakan pada dasarnya kegiatan-kegiatan pengamanan rutin oleh pihak kepolisian, seperti yang saat ini digelar pasti sudah ada prosedur tetapnya (protap).

"Operasi Liong Kapuas dilakukan untuk memberikan rasa aman, dan nyaman khususnya bagi masyarakat yang merayakan Imlek dan CGM," ungkapnya. Perayaan Imlek merupakan hari besar bagi pemeluk Konghucu yang sudah diakui dalam UU No. 5/1969. "Untuk itu kita harus memberikan rasa aman bagi pemeluk agama yang merayakan hari besar seperti Imlek ini," katanya.

Menurut Sutarmidji perayaan Imlek di Kota Pontianak tidak ada masalah yang berarti. Begitu pula perayaan Cap Go Meh dengan arak-arakan replika naga sudah rutin digelar dan masyarakat pun sudah terbiasa dengan kegiatan itu.

Jumlah arak-arakan replika naga setiap tahunnya cenderung berkurang, sejak pertama diizinkan Pemkot Pontianak, jumlah arakan naga sebanyak 23 naga, tahun berikutnya menjadi 18 naga, kemudian turun menjadi 13 naga, dan saat ini hanya berkisar antara enam hingga 10 naga saja.

"Banyak-banyak jumlah naga pun atraksinya sama saja, tetapi kalau hanya dua atau tiga naga dengan bentangan yang panjang dan atraksinya menarik mungkin lebih menarik masyarakat untuk menontonnya," kata Wali Kota Pontianak dua periode tersebut.

Sementara itu, untuk atraksi tatung diakuinya memang tidak diizinkan untuk ditampilkan di Kota Pontianak dan diarahkan di Singkawang.

Dijelaskannya, tatung tidak diizinkan untuk tampil beratraksi di kota ini lantaran sebagai kota yang multi etnis, hal itu sangat rentan terhadap kerawanan-kerawanan sosial.

"Biarlah tatung di Singkawang, Pontianak cukup atraksi arakan naga," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement