REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Al-Azhar Peduli Ummat Harry Rachmat mengaku miris dengan kemunculan iklan reklame rokok yang mengandung unsur pornografi. Menurutnya di luar negeri iklan rokok tidak sampai seperti itu.
Bahkan menurutnya, tidak ada iklan rokok secara terbuka di luar negeri. Ia juga sangat kecewa dengan pihak yang memberikan izin pemasangan iklan tersebut di pinggir jalan umum. "Seperti ada kebijakan setengah hati dari pihak yang berwenang," imbuh Harry kepada ROL, Rabu (7/1).
Ia juga miris terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai setengah-setengah dalam melakukan tindakan tegas kepada produsen rokok dan penjual rokok. Harry mengaku sangat sedih melihat anak-anak di bawah usia 17 tahun kini sudah merokok di pinggir jalan tanpa ada rasa takut apapun.
"Lihat saja, kini anak SMP bahkan SD sudah ada yang merokok, bagaimana masa depannya nanti," ujar Harry.
Harry menegaskan pemerintah harus memberikan peringatan dan tindakan kepada produsen dan juga penjual rokok agar tidak mudah dikonsumsi oleh anak-anak.
Iklan rokok berbau mesum itu milik Sampoerna A Mild, sebuah produk rokok dari PT HM Sampoerna Tbk ini. Dalam iklan itu terpampang foto sepasang pemuda pemudi dengan adegan yang nyaris berciuman.
Gilanya, di dalam iklan itu juga tertulis pesan, 'Mula-mula malu-malu, lama-lama mau." Masyarakat menilai gambar dan pesan yang disampaikan A Mild berkonotasi negatif pada masyarakat.
Iklan di papan reklame itu sudah menyebar dan terpasang di sejumlah daerah di Indonesia. Seperti di Jakarta, Jatinangor, Bandung, dan Cirebon.