Rabu 10 Dec 2014 19:57 WIB

Buruh Tuntut UMK Naik, Pengusaha Takut Investor Kabur

Rep: c05 / Red: Karta Raharja Ucu
   Massa buruh berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (10/12). (Antara/Andika Wahyu)
Massa buruh berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (10/12). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sejumlah pengusaha di Tangerang khawatir investor bakal lari menyusul tuntutan buruh yang menginginkan Upah Minimum Kota (UMK) 2015 direvisi.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Tangerang, Gatot Purwanto, mengatakan saat ini sejumlah perusahaan berencana angkat kaki dari Kota Industri itu. “Lima perusahaan sedang dalam proses kepindahan,” ujar dia saat dihubungi Rabu (10/12). Gatot menyebutkan tujuan daerah mereka untuk pindah yakni ke Jawa Barat maupun Jawa Tengah.  

Dituturkannya, alasan kepindahan lima perusahaan yakni terkait dana operasional perusahaan. Dia menyebutkan kenaikan upah saat ini memberatkan perusahaan yang ada. ”Jadi ambil saja contoh kenaikan UMK 2015 sebesar Rp 300 ribu dikali jumlah seribu karyawan yaitu Rp 3 miliar,” ujar dia.

Alasan itulah menurutnya membuat lima perusahaan melirik daerah lain. "Contohnya Sukabumi di Jawa Barat jadi tujuan karena UMK-nya rendah,” ujar dia.

Ditanya tentang efek perginya pengusaha yang ada, Gatot mengaku belum melakukan perhitungan secara nominal. “Intinya adalah ketika investor ada yang pindah, akan ada penutupan lapangan pekerjaan,” ucap dia. Tetapi ia memastikan perginya investor membuat pengangguran di Tangerang meningkat.

Penetapan UMK 2015 sebesar Rp 2.730.000 diprotes ribuan buruh Tangerang. Mereka meminta agar UMK 2015 direvisi menjadi Rp 2,9 juta. Protes buruh Rabu kemarin ditandai aksi besar-besaran menuju Bundaran HI Jakarta. Buruh Tangerang di Jakarta, bersama dengan elemen buruh Se-Jabodetabek membawa tuntutan yang sama yakni merevisi UMK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement