REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan nomenklatur dan komposisi menteri di Kabinet Kerja Jokowi-JK dinilai sudah ideal.
Diisinya sejumlah posisi menteri oleh perempuan, hingga penggabungan dan pemisahan sejumlah kementerian termasuk dimasukkanya Kementerian Kemaritimiman memberi nilai tambah bagi kabinet.
“Saya kira ini adalah hasil optimal yang sudah dilakukan Presiden Jokowi. Karena itu kita berikan mereka kesempatan untuk bekerja,” kata politisi PDI Perjuangan Evita Nursanty, di Jakarta.
Menurutnya, dari 34 anggota kabinet ada deapan menteri perempuan. Adalah Menko Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Peranan Wanita Yohana Yambise, Mensos Khofifah Indar Parawansa, dan Menkes Nila F Moeloek.
"Serta Retno Lestari Priansari Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri. Ini pertama kali dalam sejarah Indonesia," kata anggota DPR periode 2014-2019 ini.
Penggabungan dan pemisahan kementerian, kata Evita, juga sangat tepat karena dengan pertimbangan efektifitas pelaksanaan program kerja pemerintah.
Evita secara khusus memberikan pujian terkait Kementerian Maritim, dengan penempatan Indroyono Soesilo.
Dia yakin karakteristik pemerintahan mendatang akan terlihat sesuai harapan Jokowi, dan sosok Indroyono dinilai akan mampu bekerja di bidang yang selama ini memang keahlian dia.
Sementara itu terkait dengan kritikan adanya sejumlah menteri yang masih diragukan integritasnya, Evita meminta semua pihak untuk tetap berpegang teguh pada azas praduga tidak bersalah.