Senin 08 Sep 2014 16:44 WIB

Soal Kabut Asap, Pejabat: Belum Ada Opsi Menutup Bandara

Kabut asap (ilustrasi)
Foto: Rony Muharman/Antara
Kabut asap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kepala Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya Norman Dani menegaskan, belum ada opsi menutup bandara walau jarak pandang berkisar 500 meter akibat kabut asap.

"Menerbangkan dan mendaratkan pesawat idealnya membutuhkan jarak pandang setidaknya 1.000 hingga 1.500 meter namun penerbangan dari dan menuju bandara belum mengkhawatirkan," kata Kepala Bandara Tjilik Riwut di Palangka Raya, Senin.

Menurut dia, kabut asap itu baru dua hari dan di jam tertentu saja. "Pagi tadi pesawat Lion Air bisa terbang dan Garuda juga bisa mendarat," katanya.

Dia mengatakan, belum adanya opsi penutupan pelayanan maupun penerbangan di Bandara Tjilik Riwut karena upaya yang telah dilakukan tim penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah.

Tim Darat Manggala Agni bergerak cepat memadamkan lahan yang terbakar. Tim TMC melalui pesawat hercules telah menabur garam dan helikopter bom air juga sudah berada di Palangka Raya.

"Doakan lah agar tidak sampai terjadi penutupan Bandara Tjilik Riwut sementara waktu akibat kabut asap. Kita bersama juga yang rugi akibat penutupan itu," kata Norman.

Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran mengatakan, kabut asap jangan sampai terulang seperti 7 tahun silam. Dulu sekolah diliburkan, bandara ditutup dan masyarakat banyak yang mengidap penyakit Ispa atau radang tenggorokan.

Seluruh bupati dan wali kota di Kalteng juga telah diinstruksikan agar fokus dan memantau ke lapangan serta menerapkan strategi yang telah disusun agar kebakaran hutan maupun lahan tidak semakin membesar.

"Saya bersama Gubernur Teras Narang tidak ingin terulang kembali seperti 7 tahun silam. Kabut asap membuat sekolah diliburkan dan bandara ditutup. Semua harus bergerak mengantisipasi," demikian Diran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement