REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim transisi yang bertugas membantunya menyiapkan segala sesuatu jelang dilantik sebagai presiden.
Anggota tim sukses Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari mengatakan, keberadaan tim transisi sangat dibutuhkan untuk memuluskan proses peralihan kepemimpinan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Jokowi. Selama 10 tahun, kata dia, Indonesia berada di bawah pola kepemimpinan SBY. Sehingga, ketika ada pemerintah baru, maka dibutuhkan proses transisi.
"Ini hal yang sangat wajar. Di DPR saja ada orientasi dan pembekalan awal supaya bisa masuk ke dalam tugas dan fungsi baru," ujar anggota DPR komisi III tersebut ketika dihubungi Republika, Jumat (1/8).
Eva menilai, proses transisi ini bukan hal yang sepele. Karenanya, dibutuhkan komunikasi yang baik dari kedua pihak supaya proses transisi berjalan mulus. Karenanya, Eva mengaku gembira saat SBY menawarkan diri untuk membantu Jokowi-JK menyiapkan pemerintahannya yang baru.
Menurut Eva, tim transisi ini akan terdiri dari orang-orang kepercayaan Jokowi dan JK. Selain dari partai, sejumlah tim ahli juga akan masuk dalam tim tersebut.
"Mungkin Pak Jokowi dan Pak JK akan tunjuk timnya yang dianggap punya kapabilitas. Misalnya, kalau Pak Jokowi kan punya tim ahli Pak Andrinof Chaniago," kata politikus PDIP tersebut.
Selain bertugas menyiapkan kabinet, kata Eva, tim transisi ini juga bertugas menerjemahkan visi-misi Jokowi-JK ke dalam program-program konkret yang akan dijalankan ke depan. Tim transisi, kata dia, bertugas memetakan masalah apa saja yang ada di pemerintahan.
Eva mengatakan, Jokowi tidak akan merombak total apa yang sudah dijalankan oleh SBY. Jokowi, kata dia, akan melanjutkan program yang bagus dan sudah berjalan.
"Kita harus berendah hati, ada yang bagus dari SBY yang perlu dilanjutkan, ya dilanjutkan. Seperti BPJS, kan tinggal melanjutkan," ujarnya.