Senin 16 Jun 2014 09:46 WIB

Omzet Menurun, PKL di Pasar Minggu Terancam Gulung Tikar

Rep: c92/ Red: Bilal Ramadhan
 Suasana penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) oleh petugas gabungan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (3/6).    (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Suasana penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) oleh petugas gabungan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (3/6). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Minggu yang telah direlokasi sejak tahun 2013 mengeluhkan omzet mereka menurun drastis. Penurunan omzet dialami pedagang yang direlokasi ke dalam Pasar Jaya, di area Lokasi Binaan (Lokbin), maupun di terminal Pasar Minggu.

Sejumlah pedagang bahkan terancam gulung tikar. Salah satu pedagang, Pendi, mengaku omzetnya perbulan menurun hingga 50 persen. “Kalau di pinggir jalan dulu bisa Rp 4-5 juta per bulan. Kalau di sini mah untungnya paling hanya Rp 2 juta,” kata Pendi.

Pengakuan yang sama juga dituturkan pedagang buah di Lokasi Binaan (Lokbin) Pasar Minggu, Liswati pada hari yang sama. Wanita asal Semarang, Jawa Tengah ini biasanya dapat membawa pulang uang Rp 50 ribu per hari. Di Lokbin, dia hanya memperoleh Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per hari.

Kondisi pedagang yang direlokasi ke area Terminal Pasar Minggu di malam hari tak jauh berbeda. Salah seorang pedagang, Ahmad, mengaku mengalami penurunan keuntungan hingga 30-60 persen. “Kalau dulu sehari bisa bawa pulang Rp 300 ribu. Sekarang kalau rame ya Rp 200 ribu. Kalau lagi sepi Rp 100 ribu.” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement