REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Isu penerapan Syariat Islam di Aceh tidak menurunkan minat investor untuk menanamkan modalnya di provinsi itu, kata Kepala Badan Investasi dan Penanaman Modal Aceh Iskandar. "Setelah investor datang ke Aceh mereka mengaku situasi keamanan cukup kondusif dan isu pelaksanaan Syariat Islam bukan hal yang menakutkan," katanya di Banda Aceh, Jumat (9/5).
Iskandar menjelaskan, pihaknya telah mempromosikan potensi investasi sampai ke Australia. Dan pengusaha Australia tersebut sudah keliling Aceh, bahkan masuk ke hutan-hutan dan menyatakan provinsi ini aman. "Artinya, kalau Aceh tidak aman berarti mereka tidak mungkin bisa bolak balik ke Aceh. Dan pengusaha Australia itu sudah komitmen membuka usahanya di daerah ini," terangnya.
Ia menilai media selama ini terlalu vulgar memberitakan segi keamanan di Aceh termasuk sisi penerapan syariat Islam. Diharapkan media membantu memberitakan hal-hal positif tentang Aceh agar tidak membuat orang takut datang ke provinsi ini.
"Kami terus mengundang orang luar agar menanamkan modal di Aceh. Yang juga tidak kalah pentingnya kita membuka komunikasi secara terus menerus dengan calon investor," katanya.
Pihaknya akan menggelar kegiatan Aceh Investment Promotion di Kota Banda Aceh pada 20 Mei 2014 untuk memperkenalkan profil investasi di Aceh kepada calon investor. Selain itu juga untuk membangun komitmen bersama dalam upaya meningkatkan citra positif kondisi dan situasi Aceh, dengan tujuan investor memahami bagaimana sebenarnya wilayah ini dan perkembangan ekonominya.
Pemateri yang diundang dari dalam maupun luar negeri seperti Duta Besar Amerika untuk Indonesia Robert O Blanko dan Direktur Livestock Improvement Company Harry Lawson.