REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Merasa prihatin kasus Dinda, seorang pengguna setia jasa Kereta Rel Listrik (KRL) bernama Diti Darmalisa (32) mengusulkan agar PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menambah satu gerbong khusus untuk ibu hamil,lanjut usia (lansia) maupun difabel atau kalangan prioritas.
Wanita yang akrab disapa Lisa ini mengatakan, mengemukanya kasus Dinda merupakan kisah nyata yang terjadi di lapangan. “Selama dua tahun terakhir saya setiap hari naik KRL dari stasiun Tanjung Barat Jakarta Selatan ke Tanah Abang Pulang Pergi (PP). Memang lansia dan ibu hamil bernasib ngenes karena harus berdiri dan berdesak-desakan didalam gerbong,” ujarnya kepada Republika, Jumat (18/4) malam.
Dia menjelaskan, kondisi KRL setiap hari, terutama saat jam kerja memang selalu penuh penumpang. Jika berangkat lewat dari pukul 05.00 WIB, kata Lisa, bisa dipastikan penumpang tidak akan bisa masuk ke gerbong KRL. Karena penuh, berdesak-desakan maka orang-orang menduduki kursi-kursi yang seharusnya untuk ibu hamil, lansia, dan orang cacat (prioritas). Akibatnya, mereka yang seharusnya mendapatkan hak untuk duduk di kursi-kursi tersebut terpaksa berdiri.
“Padahal kasihan banget karena ibu-ibu hamil yang perutnya harus tergencet ketika berdiri di KRL, dan ada nenek-nenek yang harus berdiri. Itu sudah makanan sehari-hari,” katanya.
Memang, dia melanjutkan, ada bapak-bapak yang terkadang mau memberikan tempat duduknya untuk mereka. Namun tak jarang juga bapak-bapak itu memilih tidak peduli. Tak hanya itu, ia juga melihat seringkali anak-anak muda yang telah mendapatkan tempat duduk di KRL memilih cuek dan memasang earphone jika ada ibu hamil atau lansia. Bahkan ironisnya ada pula yang memilih pura-pura tidur.
“Artinya kasus Dinda itu sering terjadi karena saya naik kereta setiap hari. Saya prihatin karena anak-anak muda jaman sekarang itu kurang berempati terhadap ibu hamil, lansia, dan difabel,” ujarnya.
Ia memberi masukan, untuk mengatasi masalah itu, ia memberi masukan supaya PT KCJ menambah satu gerbong khusus untuk lansia, ibu hamil, dan orang cacat. Jadi, gerbong khusus wanita memang hanya untuk wanita dan gerbong umum untuk laki-laki atau campur. Sementara gerbong khusus itu diisi ibu hamil, orang disabilitas, dan lansia.
“Daripada ibu hamil dan nenek-nenek menjadi korban kalau tetap bercampur di gerbong umum maupun gerbong wanita, lebih baik sediakanlah satu gerbong khusus yang bisa memuat berapa ratus orang,” ujarnya.
Seperti diketahui, sejak Rabu (16/4) pagi jejaring sosial Path, twitter, facebook heboh mengecam akun Path seorang remaja perempuan bernama Dinda. Ini karena Dinda mencurahkan kebenciannya kepada wanita hamil yang meminta duduk saat naik KRL. Dinda keberatan memberikan tempat duduknya karena dirinya sudah berangkat pagi demi mendapatkan kursi tersebut.