Jumat 14 Feb 2014 15:39 WIB

Kelud Meletus 32 Warga Bantul Masuk Gawat Darurat

Abu vulkanis letusan Gunung Kelud mengguyur kota Yogyakarta, Jumat (14/2).
Foto: Republika/ Heri Purwata
Abu vulkanis letusan Gunung Kelud mengguyur kota Yogyakarta, Jumat (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL--Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Jumat siang menangani sebanyak 32 pasien di daerah ini akibat terdampak hujan abu erupsi Gunung Kelud Kediri, Jawa Timur.

"Data sementara sejak Jumat pagi hingga pukul 14.00 WIB, sudah ada sekitar 32 pasien yang masuk dan kami rawat di Instalasi Gawat Darurat akibat erupsi ini (Gunung Kelud)," kata Humas PKU Muhammadiyah Bantul, Johan Nasrudin Firdaus, Jumat.

Meski demikian, kata dia, jumlah korban tersebut kemungkinan bisa bertambah mengingat dampak yang ditimbulkan dari erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2) malam berupa hujan abu vulkanik lembut masih terjadi pada Jumat siang hari di Bantul.

Ia mengatakan, pasien yang masuk IGD RS PKU Bantul di antaranya karena sesak napas yang diderita orang tua akibat menghirup abu, kemudian korban kecelakaan lalu lintas karena jarak pandang yang terbatas maupun jalanan licin akibat jalan dipenuhi abu.

"Pasien IGD ini sebagian besar karena kecelakaan lalu lintas, maupun yang terjatuh dari sepeda motor, ini dikarenakan jarak pandang hanya berkisar antara lima sampai 10 meter juga jalanan licin akibat terkena guyuran hujan tadi pagi," katanya.

Meski begitu, kata dia dari data tersebut tidak ada korban meninggal akibat erupsi Gunung Kelud tersebut, melainkan hanya luka-luka ringan hingga berat akibat terjatuh sehingga usai dirawat ada yang langsung keluar (pulang), ada juga yang dirawat," katanya.

Terkait dengan adanya bencana terdampak erupsi Gunung Kelud ini, kata dia PKU Bantul memang sudah menyiapkan tim tenaga medis lengkap dengan tenaga operasional yang disiagakan sejak Kamis (13/2) malam, dan sewaktu-waktu dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

"Alhamdulillah untuk petugas kami ada tim medis siaga bencana, dengan jumlah 20 orang, sementara untuk tenaga medis di IGD ada lima sampai tujuh orang, kami harapkan teman-teman bisa membantu korban 'massal' (datang bersamaan) akibat bencana," katanya.

Bahkan kata dia, kesiapsiagaan rumah sakit dalam menangani korban bencana sudah diterapkan pascabencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman DIY pada 2010 lalu, sehingga tim medis juga telah dilatih penanganan risiko bencana agar terbiasa.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement