Kamis 23 Jan 2014 17:37 WIB

Jokowi Diminta Tak Bangun Waduk Ciawi

Rep: Indah Wulandari/ Red: Dewi Mardiani
Petugas dan warga memantau ketinggian permukaan Kali Ciliwung di Bendung Katulampa, Bogor, Jabar, Selasa (21/1). Tinggi permukaan air di bendungan itu mencapai 170 cm atau Siaga II Banjir Jakarta, sehingga warga Jakarta harus waspada datangnya banjir, teru
Foto: Saptono/ Antara
Petugas dan warga memantau ketinggian permukaan Kali Ciliwung di Bendung Katulampa, Bogor, Jabar, Selasa (21/1). Tinggi permukaan air di bendungan itu mencapai 170 cm atau Siaga II Banjir Jakarta, sehingga warga Jakarta harus waspada datangnya banjir, teru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Gubenur DKI Jakarta, Joko Widodo, membangun waduk sebagai solusi penanganan banjir di Jakarta dinilai berbagai lembaga pelestarian lingkungan hidup tidak akan menyelesaikan masalah.

"Dalam konteks penanggulangan banjir, pembangunan waduk hampir pasti tidak akan mengurangi ancaman banjir dalam jangka panjang," kata Direktur Program Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati), Arnold Sitompul, Kamis (23/1).

Mengembalikan fungsi serapan Daerah Aliran Sungai (DAS) di 13 sungai dan kali yang melintasi Jakarta menjadi pilihan solusi utama Yayasan Kehati. DAS, ujar Arnold, memiliki fungsi vital sebagai pengendali volume air. DAS dengan daerah resapan air yang memadai akan mengurangi debit air yang mengalir ke muara.

Sebagai solusi jangka panjang, Yayasan Kehati menyarankan pemerintah DKI Jakarta dan Jawa Barat menempuh kebijakan pendanaan untuk jasa lingkungan di wilayah-wilayah DAS sungai-sungai yang bermuara di Jakarta.

Aktivis Ciliwung Institute, Sudirman Asun, juga menilai rencana Gubernur DKI Jokowi yang akan membangun waduk raksasa di daerah Ciawi, Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor,  dapat membahayakan masyarakat sekitar.

Pasalnya, waduk yang dibangun dengan cara memotong dan menahan laju aliran sungai tersebut rawan jebol dan menjadi musibah bagi masyarakat, seperti yang terjadi pada Situ Gintung. Selain berbahaya, pembuatan Waduk Ciawi juga dinilai tidak efektif. "Di luar negeri, cara-cara pembangunan fasilitas fisik itu sudah ditinggalkan, gantinya adalah penghijauan,” papar Asun.

Pembuatan waduk dengan cara memotong laju aliran sungai justru akan mengganggu keseimbangan ekologis. Memotong aliran sungai sama halnya mengganggu jalur migrasi ikan, serta menggangu aliran nutrisi bagi biota sungai yang mengalir dari hulu ke hilir.

"Daripada membuat Waduk Ciawi, pemerintah lebih baik merevitalisasi situ-situ juga embung-embung, baik yang alami maupun buatan, yang hari ini telah banyak beralih fungsi maupun mengalami pendangkalan," ulas Asun.

Sependapat dengan Asun, Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Dadan Ramdan, juga beranggapan bahwa pembangunan Waduk Ciawi tidak solutif. Sebagai gantinya, Ramdan menyarankan pemerintah untuk membuat situ-situ kecil yang nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement