Kamis 09 Jan 2014 22:36 WIB

Berniat Mencari Udang, Siswa SMP Tewas Terseret Arus Sungai

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah
Tenggelam (ilustrasi)
Tenggelam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Seorang pelajar SMP di Kabupaten Cirebon, Mochammad Tanto Subandi (13) ditemukan tewas tenggelam di sungai Cisoka, Kamis (9/1). Sebelumnya, korban dinyatakan hilang akibat terseret arus deras sungai tersebut pada Rabu (8/1).

 

Korban merupakan warga Blok Silidri Indah RT 01/01, Desa Pamijahan, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Jasad korban ditemukan pada jarak sekitar dua kilometer dari lokasi tenggelamnya.

 

Salah seorang teman korban, Anwar (14), menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika dia bersama korban dan sejumlah teman lainnya bermain sepak bola di lapangan desa setempat usai pulang sekolah. Padahal, saat itu hujan sedang turun.

 

Usai bermain, mereka memutuskan untuk mencari udang di sungai Cisoka yang saat itu arusnya deras akibat hujan. Mereka menilai, udang akan berhasil ditemukan dalam jumlah banyak setelah hujan. "Kami berenang ke tengah sungai untuk mencari udang," tutur Anwar.

 

Anwar mengatakan, saat berada di tengah sungai itulah, Tanto terbawa arus sungai. Melihat hal itu, dia dan sejumlah temannya berusaha menarik tubuh Tanto. Sejumlah teman lainnya mencoba berlari di atas sungai untuk mengejar korban yang menggapai-gapai meminta pertolongan. Namun, usaha mereka tidak berhasil.

 

Anwar mengaku terakhir kali melihat Tanto tersangkut di kolong jembatan. Karena tak bisa berbuat banyak, dia dan teman-temannya mencari pertolongan warga.

 

Proses pencarian kemudian dilakukan menggunakan peralatan seadanya di beberapa titik oleh tim Tagana, TNI, muspika, maupun warga. Pencarian baru berhasil keesokan harinya. Tanto ditemukan sudah tidak bernyawa lagi di bawah jembatan Jalan Raya Plumbon, sekitar dua kilometer dari lokasi tenggelam.

 

Tanto merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya telah meninggal dunia. Sedangkan ibunya, Tasini (28), saat ini sedang bekerja sebagai TKI di luar negeri.

 

Salah seorang keluarga korban Yance (45), menuturkan, hingga saat ini belum memberi tahu Tasini mengenai musibah tersebut. Pihak keluarga khawatir Tasini akan shock.

 

Yance pun sempat mengungkapkan penyesalan dengan lambannya upaya pencarian yang dilakukan petugas. Dia mengatakan, petugas semestinya melakukan pencarian dengan menggunakan kapal motor atau sejenisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement