Jumat 03 Jan 2014 16:53 WIB

Apindo Salahkan Pemerintah Soal Kenaikan Elpiji

Rep: Bowo Pribadi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pekerja mengangkut tabung 12 kilogram berisi liquefied petroleum gas (LPG atau elpiji).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pekerja mengangkut tabung 12 kilogram berisi liquefied petroleum gas (LPG atau elpiji).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Semarang justru menyalahkan pemerintah karena tidak dapat menekan laju inflasi. Sehingga harga elpiji harus dinaikkan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Semarang, Ari Prabono yang menyatakan kenaikan harga gas akan berimbas pada naiknya harga makanan.

“Ujung-ujungnya hasil survei kebutuhan hidup layak (KHL) naik dan akan mempengaruhi hitung-hitungan upah,” tegasnya.

Apindo, tambah Ari, sejak awal sudah menyarankan agar pemerintah bisa mengendalikan inflasi. Menurutnya, dampak kenaikan ini baru dari sisi KHL dan belum menyentuh biaya operasional.

Sebab, seelain gas para pengusaha –sebelumnya—sudah dihadapkan pada kenaikan tarif  dasar listrik (TDL). Hingga yang terdampak adalah sektor makanan jadi.

 Ia berharap pemerintah dapat mengendalikan tarif energi karena dampaknya yang sangat signifikan. “Ini baru awal tahun, nanti di tengah atau akhir tahun akan jadi seperti apa,” tegasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement