Selasa 17 Dec 2013 11:46 WIB
Tomb Raider dari Cilacap (3)

Resi Si 'Tomb Raider' Punya Gejala Tak Waras

Resi Rokhis Rohana
Foto: Republika/Eko Widyanto
Resi Rokhis Rohana

Oleh Eko Widyanto

REPUBLIKA.CO.ID, Resi Rokhis Rohana masih antusias meladeni jawaban polisi. Dengan keyakinan tinggi, dia berkoar memiliki ilmu hitam yang didapatkan dari hasil membongkar kuburan. 

Saat diperiksa petugas, tak terlihat rasa takut di wajah pemuda kurus itu. Dengan tenang, dia mengakui memang telah mencuri kain kafan dan sebagian tulang mayat dari kuburan yang dibongkarnya. 

Menurutnya, dia mendapat wangsit dari gurunya untuk membongkar tiga makam yang ada di TPU Cilacap. Gurunya siapa? Dia hanya menjawab namanya Ratu (bahasa jawa, bahasa indonesianya Raja).

Namun ditanya gurunya berada dimana, dia menyebutkan gurunya itu bermukim atau bertapa di Bukit Srandil, bukit di pinggir pantai yang ada di wilayah Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. 

Dia mengaku, perintah mencuri kain kafan dan tulang-belulang mayat itu dilakukan juga atas perintah gurunya. Tujuannya, agar Resi bisa mendalami ilmu terbang dan ilmu panglimunan. 

Resi hanya mengaku pernah bertemu gurunya itu sekali. Selanjutnya, perintah untuk mendalami ilmunya itu dia peroleh melalui bisikan-bisikan dari sosok gurunya yang tak berwujud. Dari penjelasan tersebut, tidak bisa dipastikan bahwa sosok gurunya itu memang ada atau tidak.  

Dia pun mengaku,  sebelum tertangkap polisi, dia juga mengaku sudah mendapat bisikan bahwa dia dicari polisi. Bahkan bisikan itu juga memintanya untuk segera melarikan diri dan meninggalkan Kota Cilacap. ''Tapi saya tidak mau,'' kata Resi.

Menyikapi jawaban-jawaban dari tersangka yang tidak masuk akal ini, akhirnya pihak kepolisian memutuskan untuk memeriksakan kondisi kejiwaan tersangka. ''Kalau ditanya, jawabannya sebenarnya 'nyambung'. Tapi ya itu, jawabannya tidak masuk akal,'' kata Kasatreskrim Polres Cilacap, AKP Agus Puryadi.

Pada Ahad (15/12) malam, tersangka akhirnya benar-benar di bawa ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Banyumas, untuk diperiksa kejiwaannya. Dengan diantar beberapa petugas Polres Cilacap, Resi langsung ditempatkan di bangsa Sakura, bangsal yang memang khusus bagi penderita sakit jiwa.

Wakil Kepala Bangsal Jiwa RSUD Banyumas, Dokter Hilma Paramita SpKJ, mengaku dari pemeriksaan sepintas, Resi Rokhis Suhana memang mengalami gejala halusinasi. Hal ini berdasarkan pengakuannya yang sering mendapatkan bisikan-bisikan dari orang yang tak jelas wujudnya.

''Kelihatannya memang ada gejala halusinasi, seperti mendengar atau melihat sesuatu yang orang lain tidak bisa mendengar atau melihat wujudnya,'' kata dr Hilma.

Contohnya, dalam hal pengakuan pernah melihat dan mendapat bisikan gurunya. Saat ditanya gurunya seperti apa, dia tidak bisa menjelaskan tentang sosoknya. Demikian juga saat ditanya gurunya datang dari arah mana, dia tidak bisa menjelaskan.

Menurut dr Hilma, salah satu gejala orang yang mengalami gangguan jiwa, adalah masalah halusinasi. Orang yang mengalami gangguan jiwa, kerap mendapat bisikan atau melihat orang yang tidak jelas bentuknya, dan tidak dapat dilihat olah orang lain yang tidak terganggu jiwanya.

Meski demikian dia menyatakan, untuk memastikan kondisi kejiwaan yang bersangkutan, pihaknya perlu melakukan observasi selama 14 hari. Untuk itu, sudah dibentuk tim khusus yang beranggotakan dua orang dokter penyakit jiwa dan dua orang psikiater.

''Setelah observasi 14 hari, nanti baru kita ketahui apakah yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa atau tidak. Nanti bisa ketahuan, apakah gurunya itu orang 'betulan' atau orang 'jadi-jadian','' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement