REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon terhenti selama hampir lima jam, pada Jumat (30/8).
Hal itu menyusul adanya pemblokiran pintu masuk pelabuhan yang dilakukan oleh pengorek batu bara atau yang dikenal dengan sebutan grandong.
Aksi blokir itu mulai dilakukan para grandong sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka menghadang semua truk pengangkut batu bara yang hendak memasuki Pelabuhan Cirebon.
Menurut salah seorang grandong, Supri (29), warga Pesisir Utara, Kota Cirebon, aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan para grandong terhadap PT ABRA. PT ABRA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang angkutan batu bara.
‘’Kami kecewa karena PT ABRA mengurangi jatah batu bara sisa untuk kami,’’ kata Supri.
Supri menyebutkan, biasanya mereka mendapatkan 800 sak karung sisa batu bara. Namun saat ini, PT ABRA mengurangi sisa batu bara menjadi 500 sak karung. Akibatnya, pendapatan para grandong menjadi berkurang.
Seperti diketahui, Pelabuhan Cirebon selama ini menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal pengangkut batu bara dari Kalimantan dan sekitarnya. Batu bara tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan truk-truk besar ke berbagai daerah, baik di Jabar, Jakarta, dan Jateng.
Biasanya, usai aktifitas bongkar batu bara dari sebuah tongkang, para grandong akan langsung menyerbu. Mereka mengorek-ngorek sisa batu bara yang menempel di tongkang, becho maupun ceceran batu bara yang terjatuh dari atas bak truk.
Hasil batu bara korekan itu kemudian dikumpulkan di dalam karung. Setelah itu dijual kepada pengepul dengan harga Rp 35 ribu per karung.
Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh konfirmasi dari PT ABRA terkait tuduhan pengurangan jatah batu bara korekan di tongkang mereka. Konfirmasi pun belum didapatkan dari PT Pelindo II sebagai pengelola Pelabuhan Cirebon.
Saat berusaha mendatangi PT Pelindo II, hanya ditemui seorang satpam bernama Suherman. Dia menyatakan bahwa bagian humas sedang tidak berada di tempat.
Suherman menerangkan, aksi yang dilakukan para grandong merupakan murni urusan antara para grandong dan PT ABRA. Dalam masalah ini, PT Pelindo tidak memiliki keterkaitan apapun.
Sementara itu, saat berita ini diturunkan, truk-truk pengangkut batu bara sudah bisa masuk kembali ke areal pelabuhan. Pintu gerbang pelabuhan pun dijaga sejumlah personil dari TNI.