Kamis 15 Aug 2013 17:00 WIB

'Kalau Rudi yang Baik Saja Korupsi Apalagi yang Lain?'

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Karta Raharja Ucu
Kepala Satuan Khusus Minyak dan gas (SKK Migas) non aktif Rudi Rubiandini meninggalkan Gedung KPK dengan menggunakan baju tahanan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (14/8).
Foto: Antara/Wahyu Putro
Kepala Satuan Khusus Minyak dan gas (SKK Migas) non aktif Rudi Rubiandini meninggalkan Gedung KPK dengan menggunakan baju tahanan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKB, Nur Yasin mengaku dekat dengan mantan kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas), Rudi Rubiandini. Ia sangat terkejut dengan penangkapan Rudi oleh KPK karena diduga terlibat penyuapan.

"Saya dekat dengan beliau. Dia pribadi yang sederhana, tuntutan hidupnya juga sederhana. Kalau Pak Rudi yang baik saja begini (korupsi), apalagi dengan yang lain," kata Nur Yasin di Jakarta, Kamis (15/8).

Sebagai sesama alumni ITB, ujar Nur Yasin, tentu ini menjadi pukulan. Sebab, Nur berpandangan, orang yang tidak mempunyai cacat moral saja bisa korupsi, bagaimana dengan yang lain.

Sejak Rudi ditangkap KPK, Nur Yasin mengaku tidak keluar rumah seharian. Ia hanya merenung dan melakukan  instropeksi mengapa banyak orang baik bisa terjerat korupsi.

Namun, Nur Yasin menegaskan Rudi harus tetap menjalani proses peradilan. "Beliau harus berkorban demi kebaikan negara mempertanggungjawabkan perbuatannya," katanya.

Sebelum Rudi ditangkap, Nur Yasin mengaku masih sempat kirim BBM berisi ucapan Lebaran, juga memberikan dukungan kepadanya untuk terus memperbaiki SKK Migas. "Saya sempat apresiasi beliau, makanya ini di luar dugaan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement