Rabu 24 Jul 2013 06:21 WIB

Diperkirakan 2 Persen Penduduk RI Menderita Hepatitis C

Hati (Ilustrasi)
Hati (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diperkirakan dari dua persen penduduk di Indonesia, atau sekitar empat hingga lima juta jiwa menderita penyakit Hepatitis C. Kemudian, dari jumlah tersebut, sekitar 75 hingga 85 persen akan menjadi penyakit hepatitis kronis.

"Bila itu tidak diobati dengan baik, maka lima hingga 20 persen di antaranya dapat memburuk menjadi sirosis hati dan satu hingga lima persen pasien dapat meninggal karena sirosis atau kanker hati," ujar Presiden Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) DR dr Rino A Gani di Jakarta, Selasa (23/7).

Rino menjelaskan, Hepatitis C adalah penyakit hati karena infeksi virus Hepatitic C (VHC) yang ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, misalnya pada penggunaan jarum suntik secara bergantian, tato, tindik, cukur dengan alat yang tidak steril, transfusi darah, dan aktivitas seksual yang tidak terproteksi.

Dia juga mengatakan infeksi Hepatitis C adalah salah satu faktor risiko terbesar terbentuknya kanker hati, di mana sekitar 25 persen dari kasus kanker hati disebabkan oleh Hepatitis C yang tidak diobati. "Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi Hepatitis C, namun Hepatitis C dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat."

Namun, Rino mengatakan tingkat kesadaran masyarakat yang berisiko terkena hepatitis untuk memeriksakan diri hanya sekitar lima persen. Padahal, kata dia, Hepatitis C bisa disembuhkan dengan pengobatan antivirus yang tepat, dan standar baku terapi yang digunakan saat ini memberikan peluang kesembuhan hingga 95 persen. "Jadi, sayang sekali jika masih terdapat kasus kanker hati yang disebabkan oleh Hepatitis C yang tidak diobati," tuturnya.

Sementara itu, Direktur UTDP-PMI Dr dr Yuyun SM Soedarmono, mengatakan bahwa pada 2012 dideteksi 3.475 pendonor reaktif Hepatitis C, atau sekitar 0,47 persen dari 746.770 pendonor yang tersebar di 24 cabang Unit Transfusi Darah (UTD) di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, untuk membantu pendonor, dia mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memberikan edukasi langsung melalui pengiriman informasi penyakit kepada pendonor reaktif dan menyarankan pendonor reaktif tersebut untuk memeriksakan diri lebih lanjut kepada dokter spesialis hati yang tergabung dalam PPHI.

Untuk iti, PPHI bersama Unit Transfusi Darah Pusat-Palang Merah Indonesia (UTDP- PMI) dan PT Roche Indonesia meluncurkan program kesehatan hati dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada 28 Juli.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement