Kamis 27 Jun 2013 19:13 WIB

Polri Serius Tangani Hilangnya Ratusan Dinamit di Bogor

Rep: Esthi Maharani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo berbicara pada rilis akhir tahun 2012 di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (28/12).
Foto: Republika/Prayogi
Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo berbicara pada rilis akhir tahun 2012 di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Kepala Polri, Jenderal Timur Pradopo menegaskan Polri serius untuk menangani laporan terkait hilangnya ratusan dinamit di Bogor. Ia mengatakan memeriksa jalur yang dilalui kendaraan pembawa dinamit hingga bahan peledak tersebut hilang.

“Kita serius menanangani itu karena itu kan bahan peledak. Kalau jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab akan menimbulkan kerugian,” katanya saat ditemui di Istana Merdeka, Kamis (27/6).

Ia mengatakan Polri sedang menyelidiki lebih jauh. Termasuk menempatkan personil untuk mencari peledak tersebut. Kapolri juga mengatakan melakukan pengamanan sepanjang jalur yang telah dilalui. “Diurut mulai dari pertama keluar, berhenti dimana saja, dan tujuan. Itu sekarang sedang dilakukan oleh penyidik,” katanya.

Mengenai pengamanan titik vital, Kapolri tidak terlalu merinci. Namun ia menekankan sudah ada prosedur tetap (protap) yang pasti dilakukan jika ada kejadian tak terduga dan membahayakan. “Tentunya semua sudah ada protap. Ada ketentuan. Ada SOP. Itu semua dilaksanakan. Kita berusaha,” katanya.

Sebanyak 250 dinamit dilaporkan hilang Kamis dini hari sekitar pukul 04.00 WIB saat tiba di lokasi PT Batusarana Persada.

Hilangnya ratusan dinamit itu setelah dilakukan pengecekan oleh kru dan kepala teknik tambang PT Batusarana Persada sekitar pukul 07.30 WIB, dimana terpal truk pengangkut dinamit sobek dan setelah di cek dua dus isi 250 dinamit atau 50 kg telah hilang.

Informasi hilangnya 250 dinamit telah menghebohkan warga masyarakat Bogor. Berita tersebut menjadi status terbaru sejumlah pengguna Blackberry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement