REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjafrie Sjamsoeddin, menyatakan TNI bakal bertindak tegas menghadapi serangan di Papua yang bersifat taktis itu. Karena itu, serangkaian pemulihan keamanan untuk menghadapi kelompok penembak juga dilakukan secara taktis.
"Tindakan taktis itu adalah mencari, menemukan, dan menghancurkan," tegas Sjafrie, di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Jumat (22/2).
Mantan pangdam Jaya itu menerangkan, serangkaian tembakan itu tidak ada pengaruhnya bagi kebijakan strategis TNI di Papua. Karena itu, hingga kini belum ada rencana untuk menambah pasukan dan mempercayakan pengamanan pada panglima komando operasi di lapangan."
"Aspek ketahanan negara kita tingkatkan dengan strategi teritorial. Intinya bahwa operasi tetap bertumpu peningkatan kesejahteraan dan bisa bedakan ancaman bersenjata yang perlu mendapat respon dari strategi berlapis," kata Sjafrie.
Tewasnya delapan anggota TNI dalam aksi penembakan, kemarin, mendapat sorotan dari berbagai pihak. Menhan Purnomo Yusgiantoro juga menyampaikan belasungkawanya atas peristiwa itu. Hasil identifikasi sementara, kata dia, pelaku penyerangan di dua tempat dilakukan gerakan pengacau keamanan (GPK).
Purnomo mengatakan, masalah yang dihadapi sekarang adalah evakuasi jenazah korban. Pasalnya ketika aparat mencoba melakukan evakuasi, Jumat (22/2) pagi, helikopter Puma milik TNI ditembaki oleh segerombol GPK. "Evakuasi jenazah terhambat cuaca dan keamanan," kata Purnomo.