REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengkritik sikap Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Ini menyusul tingkah putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut yang membubuhkan tanda tangan kehadiran di sidang paripuran namun tak mengikuti jalannya rapat.
Politisi PKS, Indra menyebut tindakan Ibas telah memperburuk citra DPR. "Ini memberi contoh tidak baik kepada publik," kata Indra kepada Republika di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/2).
Indra mengatakan tak ada keistimewaan bagi siapapun dalam menjalankan tata tertib dan aturan hukum. Sekali pun untuk Ibas yang merupakan anak presiden.
Karenanya, Ibas yang kini duduk di Komisi I harus tetap mengikuti mekanisme yang berlaku di DPR. "Jangan karena merasa anak siapa lantas merasa lebih istimewa," ujarnya.
Sebagai keluarga pejabat tinggi negara Ibas mestinya memberikan teladan baik pada masyarakat. Bukan malah berlaku sebaliknya. "Persoalan bangsa ini karena tidak ada keteladanan dari pemimpin," kata anggota Komisi III DPR tersebut.
Indra berharap apa yang dilakukan Ibas menjadi catatan penting bagi Badan Kehormatan (BK) DPR. BK harus berani menelaah kemungkinan pelanggaran etika yang dilakukan Ibas. "Saya harap ada telaah dari BK," ujarnya.
Ia juga berharap apa yang dilakukan Ibas menjadi pembelajaran bagi semua anggota DPR. Menurutnya wakil rakyat harus bisa menjaga integritas dirinya jauh lebih baik dari rakyat yang diwakili.
Sebelumnya dalam rapat paripurna DPR, Selasa (12/2), Ibas dipergoki wartawan tengah melakukan absensi di luar tempat yang disediakan. Usai membubuhkan absen Ibas langsung pergi tanpa mengikuti rapat paripurna.