Jumat 31 Aug 2012 23:07 WIB

Ahlulbait: MUI Belum Pernah Klarifikasi Fatwa Sesat

Kegiatan di kompleks Ikatan Jamaah Ahlil Bait Indonesia (IJABI) Tajul Muluk, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Foto: Tribunnews
Kegiatan di kompleks Ikatan Jamaah Ahlil Bait Indonesia (IJABI) Tajul Muluk, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,SAMPANG-- Ahlulbait Indonesia mengaku belum pernah menerima klarifikasi Majelis Ulama Indonesia terkait penetapan fatwa sesat terhadap Syiah.

"Sebelum menetapkan fatwa sesat sekarang ini, MUI Jawa Timur belum pernah klarifikasi langsung kepada kami selaku Ahlulbait," kata Ketua Dewan Syuro Ahlulbait Indonesia, Umar Shahab di Sampang, Madura, Jumat (31/8).

Menurut dia, sebelum memutuskan persoalan, apalagi yangberdampak pada masyarakat luas dan kerukunan umat beragama, semestinya MUI mengajak Syiah berdialog. "Ini mengingat adanya fatwa oleh institusi tersebut bahwa aliran Islam Syiah sesat, seperti yang dikeluarkan oleh MUI Jatim itu, terbukti menjadi pemicu adanya gesekan antara Islam Sunni dan Islam Syiah," katanya.

Berbeda dengan sebagian kalangan yang menyatakan konflik berdarah di Sampang sebenarnya merupakan konflik keluarga, Umar justru meyakini gesekan tersebut karena perbedaan aliran.

Ia mengacu pada  gesekan yang sama antara Syiah dan Sunni juga pernah terjadi di Pasuruan, dan di Jawa Barat. Tetapi karena ketika itu masih ada Gus Dur yang memiliki wawasan keislaman yang luas, gesekan beda aliran tersebut bisa diredam.

"Seharusnya minta klarifikasi dulu kepada yang bersangkutan secara langsung, apabila mendengar informasi yang berbeda. Padahal dalam Alquran kita diperintahkan untuk tabayyun," katanya.

Fatwa MUI Jatim menyebutkan bahwa Syiah sesat dan menyesatkan ini. Keputusan itu diperkuat dengan ulama-ulama yang ada di Madura, seperti Basra (Badan Silaturahiem Ulama Pesantren Madura).

Fatwa para ulama Sunni ini akhirnya tertanam di kalangan masyarakat bahwa aliran Syiah sesat, sehingga perlu dimusuhi. Padahal Syiah itu, menurut dia, sebenarnya Sunni.

"Kata Gus Dur dulu, Syiah itu Sunni minus imamah," kata Umar Shahab. Umar yang juga Ketua Sekolah?Tinggi Filsafat Islam Sadra tersebut menjelaskan yang membedakan Sunni dengan Syiah hanya pengakuan dari sisi Imam saja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement