REPUBLIKA.CO.ID, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada 40 ke depan akan naik dua kali lipat jika tidak ada upaya pengendalian jumlah penduduk yang optimal.
Hasil sensus penduduk 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun, atau lebih besar dari proyeksi awal pemerintah yaitu 234,2 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,27 persen.
Deputi kepala BKKBN Kasmiyati mengatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membuat pencapaian kondisi penduduk hidup seimbang akan semakin sulit. Apalagi jumlah keluarga pra-sejahtera di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 13 persen dari sekitar 60 juta keluarga di Indonesia.
“Pada keluarga pra-sejahtera, ada yang kadang-kadang sehari tidak bisa makan, itu mungkin, kemudian yang lantain rumahnya itu dari tanah, ini yang wajib dibantu oleh kita,” ujarnya.
Menurut Kasmiyati, jika upaya pengendalian penduduk melalui program keluarga berencana (KB) gagal, maka Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar ketiga setelah Cina dan India. Guna mengoptimalkan program KB, berbagai strategi telah dilakukan pemerintah terutama dalam membantu keluarga pra sejahtera, salah satunya dengan menyediakan alat kontrasepsi gratis.
“Alat kontrasepsi itu gratis bagi keluarga miskin yang pasangan usia subur, artinya yang wanita atau istrinya umur 15 hingga 49 tahun. [Alat kontrasepsi gratis] bukan untuk yang tidak pasangan, jadi kita sasarannya itu orang miskin,” ujar Kasmiyati.