REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Gerakan penggalangan dana dari masyarakat untuk pembangunan Gedung KPK terus bergulir. Bahkan, gerakan tersebut sampai merambah ke luar negeri, salah satunya masyarakat Indonesia yang ada di Queensland Australia.
Uniknya, selain menyumbang untuk pembangunan Gedung KPK, para penyumbang juga memberikan donasinya untuk pembangunan Gedung DPR RI.
"Dana yang terhimpun tidak hanya ditujukan untuk pendirian Gedung KPK, tetapi juga untuk pembangunan Gedung DPR. Bedanya, sebagian besar para penyumbang itu hanya mengalokasikan tidak lebih dari 1% dana sumbangannya untuk pembangunan Gedung DPR sebagai bentuk sindiran agar para anggota dewan membuka mata dan telinga terhadap aspirasi rakyat," kata perwakilan Posko Koin untuk KPK (KuK) di Queensland, Raja Juli Antoni, dalam siaran persnya, Senin (16/7).
Antusiasme warga Indonesia di Negeri Kangguru ini ternyata tinggi. Baru sepekan dibuka, gerakan yang menggalang dana dari mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang ada di Queensland melalui Posko Koin untuk KPK tersebut berhasil menggumpulkan AUD 1,103.16 atau setara dengan Rp 10.452.500.
Salah seorang penggagas Posko KuK Hendry Baiquni mengatakan, pihaknya berharap DPR segera mencabut tanda bintang pada anggaran pembangunan gedung baru KPK.
Menurut Hendry yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia Queensland (PIQ), pembangunan gedung KPK memiliki urgensi lebih penting daripada pembangunan gedung lembaga lain, misalnya pembangunan Gedung DPR.
"Kami menghormati setiap lembaga negara yang ada di Indonesia. Tetapi kami menilai, di tengah-tengah kondisi mengguritanya korupsi di tanah air, pembangunan gedung KPK memiliki urgensi yang jauh lebih penting," kata Ketua Perhimpunan Indonesia Queensland (PIQ) ini.