Jumat 22 Jun 2012 18:50 WIB

20 Tahun Lagi Indonesia Impor Seluruh Kebutuhan Minyak

Pengeboran sumur minyak bumi
Foto: Antara
Pengeboran sumur minyak bumi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hadi Purnomo mengemukakan, cadangan terbukti minyak bumi Indonesia cenderung terus menurun sehingga dari waktu ke waktu terus berkurang.

"Cadangan terbukti minyak Indonesia cenderung menurun, dan saat ini hanya pada level 4,2 miliar barel atau hanya 0,3 persen dari cadangan dunia," kata Hadi Purnomo di Bandung, Jumat.

Menurut Hadi, kenyataan tersebut dinilai kerap bertentangan dengan pernyataan yang sering disebutkan bahwa Indonesia kaya akan minyak bumi. Ia memaparkan, cadangan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan cadangan minyak Arab Saudi yang mencapai lebih dari 264 miliar barel.

Berdasarkan data ESDM dari Kajian Statistik Energi Dunia 2011, negara-negara yang memiliki cadangan minyak di atas 200 miliar barel adalah Arab Saudi (264,6 miliar barel) dan Venezuela (211,2 miliar barel). Sementara negara-negara yang memiliki cadangan minyak di antara 100 - 200 miliar barel adalah Iran (137 miliar barel), Irak (115 miliar barel), dan Kuwait (101,5 miliar barel.

Sedangkan negara-negara yang memiliki cadangan minyak di antara 50 - 100 miliar barel adalah Uni Emirat Arab (97,8 miliar barel) dan Rusia (77,4 miliar barel).

"Bila tidak ada penemuan baru maka dalam 20 tahun ke depan, Indonesia akan mengimpor seluruh kebutuhan minyaknya," katanya.

Ia juga mengatakan, produksi minyak Indonesia dahulu pernah mencapai sekitar 1,5 juta barel per hari pada akhir 90-an tetapi pada tahun 2011 sudah sudah menurun hingga level 902 juta barel per hari. Hal tersebut, menurut dia, antara lain karena industri migas sudah lebih dari 100 tahun dan migas merupakan energi tidak terbarukan (habis pakai) sehingga produksinya secara alamiah pasti menurun.

"Penurunan produksi ini menyebabkan Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri yang cenderung naik tiap tahunnya, sehingga impor perlu terpaksa dilakukan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement