REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Ancaman mogok sekitar 68 pilot PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) untuk menghentikan aktivitas hari ini terkait dengan pergantian direktur utama Merpati tidak berdampak sampai ke daerah.
"Ancaman mogok terbang tersebut mungkin saja hanya pada pilot yang saat itu berada di Jakarta, sementara yang sedang berada di daerah untuk pelayanan perintis berjalan seperti biasa dan tidak ada masalah," kata sales PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) Kupang Yakob Tois, di Kupang, Senin (14/5).
Pantauan ANTARA di kantor pelayanan PT MNA Kupang di Jalan Timor Raya, Kelurahan Kepala Lima, Kota Kupang, Senin siang, nampak petugas penjualan Paul, memberikan pelayanan kepada para penumpang antarkota/kabupaten di NTT seperti biasa.
Okto (35), salah satu calon penumpang tujuan Bandara Umbu Mehang Kunda, Waingapu, Sumba Timur, mengatakan sore ini akan berangkat ke Sumba menggunakan Merpati. "Saya datang untuk memastikan tiket keberangkatan dengan membayar Rp880.000 per penumpang," katanya di benarkan penumpang lain Silvester.
Menurut Yakob Tois, informasi terkait ancaman mogok para pilot sempat berkembang sampai ke daerah, namun pelayanan penumpang Merpati di Kupang tetap berjalan dengan baik dan lancar.
Pada Minggu (13/5) sebanyak 68 pilot Merpati mengancam akan melakukan mogok terbang pada Senin (14/5) jika pemegang saham (Kementerian BUMN) mencopot Jhony dari jabatannya dan digantikan dengan Pejabat sementara (Pjs) Dirut PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) Rudy Setyopurnomo.
Ke-68 orang pilot tersebut menilai bahwa sosok Jhony masih dibutuhkan karena tercermin dari kinerja yang bersangkutan dapat membawa Merpati ke arah yang lebih baik.
Namun ancaman mogok terbang tersebut merupakan isapan jempol, dan operasional penerbangan Merpati berjalan seperti biasa.
"Coba nanti hubungi langsung manager MNA Cabang Kupang untuk lebih jelas setelah ini, karena beliau lebih mengetahui persoalan itu," katanya.
Manager PT MNA Cabang Kupang, Djibrael de Hoog, yang dihubungi lewat Yakob Tois, mengatakan sedang sibuk, karena ada peralihan jadwal penerbangan pesawat Merpati. "Bapak bilang saat ini sedang sibuk dan nanti dihubungi lagi beberapa jam lagi," katanya.
Namun setelah beberapa jam hendak dihubungi kembali melalui telepon selulernya, Djibrael tidak menerima panggilan.