Jumat 06 Apr 2012 15:36 WIB

Granat: Jangan Sampai Sindikat Narkoba Jadi Rezim Politik

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Dewi Mardiani
Narkoba (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Narkoba (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sindikat narkoba diharapkan terus dicegah agar tidak menjadi rezim politik. Sebabnya, kata Ketua Gerakan Anti Narkotika (Granat), Marwan Ja'far, akan berbahaya, karena nantinya akan menjadi pemangku kebijakan sehingga peredaran narkoba semakin leluasa.

"Kita dukung semaksimal mungkin agar narkoba tidak memasuki semua lini kehidupan," jelas Marwan Ja'far, Jumat (6/4). Menurutnya kejahatan narkotika ini sudah menjadi mafia terbesar kedua setelah mafia energi. Produsen besarnya, antara lain Amerika Latin untuk jenis heroin, Timur Tengah khususnya Afganistan untuk opium, dan Iran untuk sabu.

Marwan menyatakan, jika narkoba dibiarkan akan menjadi penghancur generasi bangsa yang paling utama. "Hancur bangsa ini nantinya," papar Marwan. Menurutnya, upaya serius pemerintah memberantas peredaran narkoba, termasuk di Lapas tidak boleh berhenti. Negara dalam hal ini pemerintah jangan sampai kalah melawan peredaran narkoba di Tanah Air.

Marwan menilai saat ini jaringan narkoba sudah masuk ke tingkat global. Narkoba saat ini sudah menjadi rezim ekonomi global. Salah satu contoh di negara amerika latin dan kolombia, mafia narkoba sudah menjadi rezim politik disamping rezim ekomomi.

Itu sebabnya, ini harus menjadi musuh bersama," imbuhnya. Negara jangan sampai kalah dengan mafia narkoba. Negara harus serius berantas peredaran narkoba ini, termasuk di Lapas-lapas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement