REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Bali Safari & Marine Park (BSMP) selama kurun waktu tiga tahun telah mengembalikan 90 ekor burung jalak bali ke habitatnya di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Kabupaten Jembrana.
"Kami telah mengembalikan burung yang menjadi ikon Pulau Dewata itu sebanyak jumlah tersebut dari 2007 sampai 2010," kata General Manager Bali Safari & Marine Park, Hans Manansang saat dihubungi dari Denpasar, Sabtu.
Ia menjelaskan, satwa langka yang dikembalikan ke alam bebas itu merupakan hasil penangkaran atau pengembangbiakan yang dilakukan pihaknya. Namun, tambah Hans, tidak hanya berasal dari BSMP, tapi juga dari Taman Safari Indonesia dan Kebun Binatang Yokohama, Jepang.
"Kami saat ini tidak mengetahui secara pasti jumlah populasi jalak Bali yang masih bisa bertahan di kawasan taman tersebut," ujarnya. Hans memperkirakan, jumlah burung spesies langka ini mungkin keberadaannya sudah berkurang akibat maraknya perburuan dan pencurian oleh masyarakat sekitar.
Dia mengatakan, cukup banyak pencurian jalak bali di taman nasional itu dipicu oleh masih cukup mahalnya harga burung tersebut perekornya. "Saat ini berdasarkan informasi yang kami terima harga jalak bali di pasaran berkisar Rp12 juta sampai Rp15 juta," katanya.
Hans menilai kondisi tersebut sangatlah mengkhawatirkan dan tentunya mengancam keberlangsungan populasi burung khas dari Pulau Dewata itu.