REPUBLIKA, PALEMBANG--Sebagian warga Kota Palembang mencemaskan kondisi Jembatan Ampera setelah mendengar informasi bahwa Jembatan Mahakam II di Kalimantan Timur, runtuh.
"Saya mencemaskan kejadian runtuhnya Jembatan Mahakam itu bisa menimpa Jembatan Ampera, karena berdasarkan informasi, salah satu penyebabnya runtuhnya Jembatan Mahakam II karena sering ditabrak kapal pengangkut batu bara yang sering juga dialami jembatan Ampera," kata Yori Halim, warga Kertapati, Palembang, Ahad.
Menurut dia, sebagai masyarakat awam yang selalu melintasi jembatan penghubung kawasan Seberang Ulu dan Seberang Ilir di Kota Palembang itu, tidak berlebihan kalau mencemaskan kondisi Jembatan Ampera yang telah berusia tua dan sering ditabrak kapal pengangkut batubara.
Jembatan Ampera yang dibangun pada 1962 itu, saat ini bebannya semakin berat karena kendaraan yang melintas di atasnya semakin ramai, bahkan sering terjadi kemacetan arus lalu lintas terutama pada jam sibuk pagi, siang dan sore hari.
Untuk menyelamatkan jembatan kebanggaan masyarakat dan sebagai ikon Kota Palembang itu, perlu dilakukan pemeriksaan kondisi jembatan secara menyeluruh dan renovasi besar-besaran.
Warga lainnya, salah seorang dosen perguruan tinggi swasta di kawasan Plaju mengatakan, berita runtuhnya Jembatan Mahakam sangat mengejutkan dan langsung terbayang dengan Jembatan Ampera yang hampir setiap hari dilalui.
Jembatan Ampera, pada kondisi macet sangat mengerikan karena goyangan bentang ruas jalan ketika berada di tengah Sungai Musi semakin hari bertambah kuat, ujar dia.
Jembatan Ampera memiliki panjang total 1.117 m, lebar 22 meter, dengan dua menara yang tingginya mencapai 63 meter, berdiri megah di atas Sungai Musi Palembang.Jembatan ini dibangun mulai tahun 1962, dan diresmikan pemakaiannya untuk umum pada tahun 1965