Senin 14 Nov 2011 07:18 WIB

Kakak Kandung: Sri Mulyani tak akan Komentar Soal Capres

Mantan menkeu Sri Mulyani yang sekarang bertugas di Bank Dunia
Foto: Antara
Mantan menkeu Sri Mulyani yang sekarang bertugas di Bank Dunia

BALIKPAPAN - Kakak kandung Managing Director Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati, Nining I Soesilo, memastikan bahwa adiknya tidak akan memberi kepastian apa pun mengenai wacana pencalonannya sebagai Presiden Republik Indonesia 2014-2019.

"Dia kan terikat kontrak dengan Bank Dunia," ungkap Nining I Soesilo, yang juga Direktur UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Balikpapan, Minggu (13/11). Nining berkunjung ke Balikpapan, dan kemudian terus ke Bontang, dalam rangka pencalonannya sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB).

Menurut dia, kontrak dengan Bank Dunia terdapat "code of conduct" yang mensyaratkan Sri Mulyani untuk "full time", sepenuhnya bekerja bagi Bank Dunia, dan steril dari kegiatan berpolitik praktis. Ditegaskan Nining, Sri Mulyani baru akan menyampaikan sikapnya pada saatnya nanti.

Nining sendiri mengaku tetap berkomunikasi dengan adiknya itu dengan memanfaatkan Black Berry Messenger (BBM). Menurut Nining banyak mereka diskusikan melalui layanan komunikasi tersebut. "Mulai dari masak apa hari ini sampai soal kepemimpinan nasional," ungkapnya.

Sri Mulyani mengundurkan diri dari jabatan Menteri Keuangan RI untuk menerima tawaran World Bank atau Bank Dunia menjadi managing director Mei 2010. Berpekan-pekan sebelumnya, mantan menteri keuangan itu jadi sasaran tembak DPR RI karena kasus bailout Bank Century yang dinilai tidak tepat.

"Saat itu dia (Sri Mulyani, red) memang tidak punya pilihan lain. Situasinya sangat tidak kondusif lagi. Karena dia ditolak DPR, Kementerian Keuangan tak bisa bekerja. Dirjen-dirjen, direktur, semua terpaksa sibuk mengurusi politik. Jadi demi kebaikan bangsa, dia memilih mundur," tutur Nining.

Nining juga menegaskan bahwa tawaran menjadi direktur Bank Dunia kepada Sri Mulyani sesungguhnya sudah datang sejak beberapa lama sebelum kasus Century mencuat.

Saat ekonom dari Universitas Indonesia itu menerima, langkah itu pun langsung dikomentari politisi Partai Amanat Nasional Drajad Wibowo, sebagai "gracious exit", atau jalan keluar yang terhormat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement