REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Politikus senior PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan, usulan mementingkan kaderisasi pada pemilihan presiden mendatang tidak perlu dibawa ke dikotomi tua dan muda.
"Secara pribadi saya bisa memahami apa yang disampaikan Pak Taufiq (Taufiq Kiemas). Ini yang namanya bumbu demokrasi sehingga tidak perlu kemudian dijadikan persoalan dikotomi tua dan muda. Menurut saya bukan itu persoalannya," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/10).
Menurutnya, di negara demokrasi setiap orang memang bebas berbicara dalam segala aspek. Makanya, perbedaan pendapat menjadi suatu hal yang biasa. Pramono pun meminta kalau nanti ada tokoh senior yang muncul dalam pemilihan presiden 2014, dianggap sebagai hal yang lumrah. Karena semuanya menjadi keputusan partai.
"Kalau nanti kemudian Golkar mencalonkan Ical (Aburizal Bakrie) kemudian Gerindra mencalonkan Prabowo itu kewenangan masing-masing partai. Tentu tidak ada orang di luar partai itu yang bisa memberikan larangan. Jadi apa disampaikan Pak Taufik lebih sebagai imbauan-imbauan," lanjut Wakil Ketua DPR RI tersebut.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan Puan Maharani maju menjadi calon presiden, Pramono menyerahkan sepenuhnya ke partai. "Kita tunggu saja. Bukan saya setuju atau tidak setuju, partai yang memutuskan," paparnya.