Kamis 13 Oct 2011 16:22 WIB

RSUP Sanglah Masih Rawat Tujuh Korban Gempa

Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: www.mediastory.net
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - ARumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, masih merawat tujuh korban gempa yang mengalami luka-luka pada bagian kepala. "Dari 46 korban luka-luka yang datang ke sini, sampai sekarang masih ada tujuh orang yang harus kami observasi," kata Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUP Sanglah, dr IGB Ken Wirasandi, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, para korban itu rata-rata mengalami luka robek pada bagian kepala atau cedera kepala ringan.

Untuk tujuh korban yang masih menjalani observasi tidak diperkenankan pulang sampai kondisinya benar-benar membaik. "Jika dalam dua jam masih dalam keadaan sama, korban harus menjalani rawat inap," katanya.

Ken menyatakan bahwa sejauh ini pihaknya tidak menemui kendala dalam menangani pasien korban gempa tersebut. "Dalam penanganannya tidak ada kendala dan masih tertangani dengan baik," ujarnya.

Kebanyakan korban yang menjalani perawatan di RSUP Sanglah itu adalah siswa dan guru SMK Negeri 2 Denpasar. Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Denpasar I Wayan Sarjana mengatakan, muridnya yang mengalami luka sebanyak 28 orang ditambah dua orang guru. "Tapi yang masih dirawat ada satu guru dan tiga orang siswa," katanya.

Sementara itu, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara seusai menjenguk para korban berjanji akan membantu biaya perawatan para korban, baik rawat inap maupun rawat jalan.

"Kami memang ada dana darurat, yang nantinya akan kami gunakan untuk membantu para korban. Dan sekarang kami menunggu laporan dari kepala lingkungan dan desa terkait kerusakan dan jumlah korban akibat gempa," katanya.

Dalam sehari, Bali diguncang dua gempa. Yang pertama terjadi pada pukul 11.16 Wita berkekuatan 6,8 pada skala Richter dan yang kedua pada pukul 15.52 Wita dengan kekuatan 5,6 pada skala Richter.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement