Ahad 09 Oct 2011 17:42 WIB

Pengamat: Kelompok Teroris di Indonesia Sudah Melemah

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam saat merilis foto pelaku bom bunuh diri Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo di Mabes Polri, Jakarta.
Foto: Antara/Reno Esnir
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam saat merilis foto pelaku bom bunuh diri Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo di Mabes Polri, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Pengamat politik Islam dari UIN Jakarta Amany Lubis menilai teroris (radikalisme/kekerasan dalam bentuk bom) di Indonesia sebenarnya sudah melemah.

"Dulunya, mereka sangat terorganisir, tapi sekarang hanya 'person' (individual), bahkan banyak rencana pengeboman yang terendus sebelum meledak," ucap Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta itu, di Surabaya, Ahad.

Menurut dia, keberhasilan program deradikalisasi pemerintah belum sepenuhnya menghilangkan radikalisme dalam pemikiran (ide/otak), karena faktor penyebab radikalisme itu belum didekati secara serius, baik radikalisme Islam seperti di Solo maupun radikalisme Kristen di Ambon.

"Radikalisme pemikiran itu sulit dilarang, tapi pemerintah bisa bertindak bila radikalisme sudah menjadi bentrok yang mengganggu ketertiban umum," ujar Wakil Direktur Pengembangan UIN Jakarta itu.

"Program deradikalisasi yang dikembangkan sejak tahun 2006-an itu bersifat 'soft approach'. Caranya, pemerintah melakukan pembinaan masyarakat di kantong-kantong yang dipetakan ada pengembangan ajaran radikal, tentunya melalui pendekatan kepada tokoh masyarakat setempat," katanya.

Bahkan, pendekatan deradikalisasi itu tidak hanya pendekatan secara persuasif, tapi sudah bersifat program, di antaranya masyarakat yang kurang sejahtera akan diberi aktivitas ekonomi lokal dan ketrampilan bagi pemuda.

"Untuk mengoptimalkan program deradikalisasi, pemerintah hendaknya melakukan kerja sama yang serius dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) seperti NU dan Muhammadiyah, karena mereka lebih mudah diterima masyarakat tanpa merasa asing," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement