REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Mabes Polri mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah merupakan salah satu Daftar Pencarian Orang (DPO) bom Cirebon yang juga anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Ahmad Yusefa Hayat.
Namun, Amir JAT, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir pun mengutuk aksi bom bunuh diri tersebut. "Itu perbuatan yang terkutuk, yang bikin bom pun salah karena tidak berdasarkan syariat," kata Amir JAT, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/10).
Ba'asyir menegaskan dalam agama Islam tidak boleh tempat ibadah umat agama lain, kecuali ada bukti umat agama lain itu mau menyerang Islam. Ia juga mengatakan aksi pengeboman dan bom bunuh diri tersebut merupakan ibadah yang 'ngawur' dan tidak berdasarkan syariat Islam.
Selain itu, ia mengaku JAT tidak mengajarkan untuk aksi bom bunuh diri tersebut. Menurutnya, perlawanan dengan senjata tersebut memang harus dilakukan namun belum dapat dilakukan saat ini. Ia pun menyebut aksi bom bunuh diri di GBIS Kepunton hanya sekedar emosi pelaku.
"Itu hanya sekedar emosi saja. Jihad itu tidak boleh emosi, harus ikhlas dan berdasarkan kemampuan. Jadi tidak bisa seenaknya sendiri," tegas terpidana yang divonis selama 15 tahun karena dianggap terlibat aksi pelatihan militer di Bukit Jalin Jantho, Aceh ini.