REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) sebagai salah satu dari empat unsur fusi dalam Partai Persatuan Pembangunan mendukung dan memilih Akhmad Muqowam sebagai ketua umum dalam Muktamar VII PPP di Bandung, awal Juli.
Hal itu disampaikan Sekjen Pengurus Pusat (PP) Parmusi Drs H Imam Suhardjo HM, seusai menjenguk Ketua Umum PP Parmusi Bachtiar Chamsyah di LP Cipinang Jakarta Timur, Selasa.
Ikut dalam rombongan Imam Suhardjo, antara lain, Ketua DPW PPP Jawa Tengah Arief Mudatsir Mandan dan pengurus DPP PPP KH Masyhuri Malik serta Prof HB Tamam Achda.
Alasan mendukung Muqowam, kata Imam Suhardo, karena Muqowam memiliki waktu dan kemampuan memimpin dan membesarkan PPP.
Imam Suhardjo yang juga Ketua DPP PPP menyampaikan pesan Bachtiar Cahmsyah yang intinya, agar muktamirin dalam Muktamar PPP di Bandung mendatang memilih calon yang betul-betul mau fokus mengurus dan membesarkan partai. Ketua Umum terpilih hendaknya tidak menjabat jabatan politik di eksekutif sebagai menteri.
"Saya (Bachtiar Chamsyah) ini pengalaman jadi menteri, kalau rangkap jabatan ketua umum dengan sebagai menteri, partai tidak bisa diurus dengan baik. Dari pengalaman ini harus cari figur yang betul-betul hanya mau jadi ketua umum dan mengurus partai," ujar Imam Suharjo, menirukan ucapan Mantan Menteri Sosial itu.
Apalagi, kata Imam Suhadjo, menghadapi ketentuan ambang batas peroleh suara untuk penentuan kursi parlemen (Parliamntary Treshold) yang sedang digodok di DPR kecenderungannya diberlakukan 5 persen. PPP yang perolehan Pemilu 2009 hanya 5,2 persen sangat riskan jika salah memilih ketua umum.
Menurut Imam Suhardjo, Parmusi tidak lagi memilih Suryadharma Ali bukan karena kebencian dengannya. Pertimbangan sampai keputusan Parmusi tidak mendukung SDA karena semata-mata pertimbangan objektif.
"Selain karena selama di bawah kepemimpinan SDA terbukti PPP suaranya melorot, juga bisa dipastikan SDA tidak bisa fokus mengurus dan membesarkan partai selama ia mempertahankan jabatan menteri atau mau jadi menteri lagi," ujar Imam Suhardjo.
Khusus terhadap ketua dan sekretaris cabang (DPC) yang saat ini berada dalam tekanan dan suasana ancaman jika tidak mendukung SDA akan dicabut SK-nya, Imam Suhardjo meneruskan imbauan Bachtiar Chamsyah agar hal itu dihentikan.
"Dulu sewaktu Pak Hamzah Haz menjadi Ketua Umum PPP dan Wakil Presiden sekaligus andaikan mau melakukan tekanan itu sangat kuat. Tapi, Pak Hamzah tidak melakukannya karena akan merugikan bagi kader-kader dan perkembangan partai di masa depan," kata Imam Suhardjo.
Menurut Bachtiar, saat ini tidak zamannya lagi melakukan intimidasi terhadap para pemilik suara pada Muktamar PPP. Berikan mereka kebebasan, karena para pengurus cabang sudah memiliki sikap dan pertimbangan rasional kenapa tidak memilih SDA.
Dukungan pada Akhmad Muqowam dari Ormas Parmusi sebagai salah satu unsur fusi pembentuk PPP selain NU, Perti dan SI ini tercatat merupakan dukungan terbuka yang kedua setelah sebelumnya KH Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU, menyatakan dukungan serupa pada figur Akhmad Muqowam untuk menjadi Ketua Umum PPP periode 2011-2016 di Muktamar Bandung nanti.
Dukungan PBNU tersebut dinyatakan Oleh KH Said Aqil seusai bersama dengan seluruh jajaran PBNU, seperti Wakil Ketua Umum As'ad Ali Said, Sekjen Marsyudi Syuhud saat menghadiri acara Deklarasi Ketua Umum PPP Akhmad Muqowam di Hotel Bidakara Pancoran.