REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) menyiapkan 20 titik kawasan perumahan terpadu di Tanah Air karena ingin mengurangi angka kebutuhan rumah di Tanah Air.
"Ke-20 titik tersebut menempel di enam koridor ekonomi nasional seperti Medan, Bandung, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar," kata Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa, di sela-sela 'Expo Properti 2011' di Surabaya, Sabtu.
Pemilihan program tersebut, jelas dia, karena keenam kota "amorf" tersebut merupakan wilayah dengan kondisi kemacetan tinggi, mobilitas tinggi, dan diperkirakan perekonomiannya bisa meledak.
"Konsepnya program kami di 20 titik itu adalah perumahan besar dengan dukungan infrastruktur terpadu seperti pelabuhan, jalan raya, dan prasarana umum," ujarnya.
Untuk mewujudkannya, ungkap dia, program ini dilakukan atas jalinan kerja sama pusat dan daerah lalu ditawarkan ke swasta maupun masyarakat.
Pihaknya optimis, dengan upaya jemput bola itu bisa memberi solusi tersendiri bagi masyarakat yang selama ini terbebani oleh permasalahan tempat tinggal.
"Kini, program itu sudah kami lakukan di Kota Maja, Jakarta sebagai percontohan," katanya.
Di Kota Maja, ia merinci, besaran dana yang digunakan membutuhkan sekitar Rp 135 triliun. Untuk program di sana, pemerintah hanya bisa membantu sekitar Rp 10 triliun, sedangkan sisanya partisipasi swasta termasuk masyarakat.