Kamis 11 Dec 2025 17:49 WIB

Kepala BGN Ungkap Dugaan Penyebab Insiden Mobil MBG Tabrak Siswa di SDN Kalibari 01

Menurut Dadan, sopir mobil MBG yang menabrak siswa memiliki SIM.

Rep: M Noor Alfian Choir/ Red: Andri Saubani
Petugas Dinas Perhubungan memeriksa mobil pengangkut Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menabrak siswa dan guru di SDN Kalibaru 01 Pagi, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/12/2025). Kejadian tersebut mengakibatkan sebanyak 21 orang yang merupakan siswa dan guru sekolah tersebut mengalami luka-luka hingga harus dilarikan ke RSUD Cilincing dan Koja untuk mendapatkan perawatan.
Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar
Petugas Dinas Perhubungan memeriksa mobil pengangkut Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menabrak siswa dan guru di SDN Kalibaru 01 Pagi, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/12/2025). Kejadian tersebut mengakibatkan sebanyak 21 orang yang merupakan siswa dan guru sekolah tersebut mengalami luka-luka hingga harus dilarikan ke RSUD Cilincing dan Koja untuk mendapatkan perawatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membeberkan dugaan awal penyebab insiden mobil layanan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menabrak puluhan siswa SDN Kalibaru 01, Jakarta Utara. Menurutnya, dugaan kuat insiden terjadi akibat kepanikan sopir cadangan saat memindahkan gigi kendaraan di jalur yang menanjak.

Dadan menjelaskan, selama hampir sembilan bulan operasional MBG di sekolah itu berlangsung tanpa masalah sejak dimulai pada 24 Maret 2025 lalu. Namun pada dua hari terakhir, sopir utama berhalangan karena sakit sehingga KSPPG menugaskan sopir cadangan.

Baca Juga

“Setelah kami cek, alhamdulillah sopirnya memiliki SIM ya, mungkin hanya kurang pengalaman,” kata Dadan di RSUD Koja, Kamis (11/12/2025).

Ia menuturkan bahwa berdasarkan pemeriksaan awal, insiden terjadi ketika mobil berada pada kondisi jalan menanjak dan sopir hendak memindahkan gigi. “Memang jalannya agak menanjak dan kami perkirakan ada kepanikan ketika pindah gigi dari dua ke satu, sehingga salah menginjak pedal,” katanya.

Selain faktor teknis, Dadan menilai prosedur kerja di lapangan ikut berpengaruh. Dalam kondisi normal, kendaraan MBG tiba sebelum siswa masuk, lalu parkir di depan sekolah setelah pintu ditutup dan anak-anak berbaris. “Seharusnya ketika pintu ditutup itu biasanya parkir di depan. Dan biasanya juga mobil itu datang lebih awal dari anak-anak. Jadi ketika anak-anak sudah berbaris dan pintu ditutup, untuk yang biasa itu parkir di depan,” jelasnya.

Dadan menegaskan pihaknya masih mendalami seluruh rangkaian peristiwa, termasuk posisi kendaraan, rute, dan keputusan penggunaan sopir cadangan. Evaluasi menyeluruh terhadap SOP pengoperasian kendaraan juga akan dilakukan.

“Ini kelihatannya menjadi insight baru bagi Badan Gizi Nasional agar KSPPG secara cermat mengganti atau memilih sopir cadangan yang kualifikasinya sama,” ujarnya.

Dalam kejadian itu, total korban berjumlah 22 orang. Sebelas di antaranya telah dipulangkan, sementara korban lainnya masih dirawat di RS Cilincing dan RSUD Koja. Biaya perawatan seluruhnya ditanggung BGN.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement