REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH – Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja terus memanas. Jumlah korban jiwa di kedua pihak juga terus meningkat.
Thailand mengatakan sedikitnya tiga tentara tewas pada Selasa dan sedikitnya 29 orang terluka. Sementara itu, Kementerian Penerangan Kamboja menyatakan sedikitnya tujuh warga sipil tewas dalam serangan semalam dan pagi ini dan 20 orang lainnya terluka.
Kementerian Dalam Negeri kamboja melansir, setidaknya 21,219 orang telah dievakuasi dari provinsi perbatasan Preah Vihear, Oddar Meanchey dan Banteay Meanchey. Mayoritas sekolah di ketiga provinsi tersebut telah ditutup.
Satu kematian warga sipil tercatat di provinsi Preah Vihear, tiga di Oddar Meanchey dan tiga di Banteay Meanchey. Lebih dari 1.000 narapidana dipindahkan dari Penjara Provinsi Oddar Meanchey ke provinsi Siem Reap di tengah ancaman serangan udara Thailand.
Para pejabat militer Thailand mengatakan terjadi bentrokan di lima provinsi perbatasan, dan operasi yang dipimpin Angkatan Laut di provinsi Trat untuk mengusir tentara Kamboja diperkirakan akan segera berakhir. Mereka mengatakan Kamboja menggunakan artileri, peluncur roket, dan pesawat tak berawak yang menjatuhkan bom untuk menyerang pasukan Thailand.
“Thailand bertekad untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya dan oleh karena itu tindakan militer harus diambil jika diperlukan,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Laksamana Surasant Kongsiri.
Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangket Keow mengatakan kepada Aljazirah bahwa Kamboja “belum siap” untuk negosiasi perdamaian dan konflik saat ini tidak memberikan ruang untuk solusi diplomatik.
“Diplomasi akan berhasil ketika situasi memberikan ruang untuk diplomasi,” kata Menteri Luar Negeri Thailand. “Saya minta maaf untuk mengatakan bahwa saat ini kami tidak memiliki ruang itu.”
Thailand ingin melihat “komitmen” dari Kamboja untuk merundingkan perdamaian, katanya, tanpa merinci komitmen apa yang sebenarnya diperlukan. "Jelas, saat ini mereka belum siap. Mereka bilang mereka siap di satu sisi, tapi tindakan mereka di lapangan justru berlawanan arah."
Perbandingan militer...