Ahad 02 Nov 2025 18:22 WIB

Israel Terus Hancurkan Bangunan Gaza di Tengah Gencatan Senjata

Pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza masih sangat dibatasi.

Bangunan yang hancur selama operasi darat dan udara Israel berdiri di Jalur Gaza, terlihat dari Israel selatan, Rabu, 29 Oktober 2025.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Bangunan yang hancur selama operasi darat dan udara Israel berdiri di Jalur Gaza, terlihat dari Israel selatan, Rabu, 29 Oktober 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Tentara penjajah Israel melakukan penghancuran besar-besaran terhadap rumah-rumah warga Palestina di Kota Gaza dan Khan Younis pada Ahad, meskipun perjanjian gencatan senjata sedang berlangsung. Sementara pasokan bantuan ke Gaza juga masih terus dihambat.

Menurut koresponden WAFA, pasukan Israel melancarkan serangan gencar di timur Kota Gaza sekaligus menghancurkan bangunan tempat tinggal di lingkungan Al-Zaytoun dan Al-Shujaiya, di mana gumpalan asap tebal terlihat membubung dari daerah sasaran. 

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Di Khan Younis timur, di Jalur Gaza selatan, tembakan artileri dan tembakan Israel juga terus berlanjut, disertai dengan pembongkaran beberapa bangunan tempat tinggal. Selain itu, pesawat tempur Israel melancarkan tiga serangan udara di Rafah, di Gaza selatan.

Seorang pria Palestina juga syahid pada Ahad akibat tembakan pesawat tak berawak Israel di lingkungan Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza. 

Sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober 2023, jumlah korban tewas di Jalur Gaza meningkat menjadi 68.858 orang, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, sementara 170.664 lainnya luka-luka. 

Tentara Israel menghancurkan seluruh blok pemukiman di kamp Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza, akhir Agustus 2025.

Sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 11 Oktober bulan lalu, 226 warga Palestina syahid dan 594 luka-luka. Tim penyelamat juga telah menemukan 499 jenazah dari reruntuhan, dan 30 jenazah telah dikembalikan oleh otoritas Israel, sehingga jumlah total jenazah yang ditemukan menjadi 225.

Pembukaan Rafah

Sementara, ketika ribuan warga Palestina menantikan pembukaan kembali perbatasan Rafah, gambar-gambar satelit baru-baru ini menunjukkan adanya aktivitas di sekitar perbatasan tersebut. Hal ini mengindikasikan persiapan untuk memulai kembali operasi di bawah pengaturan lapangan yang menunjukkan hampir seluruh kendali militer Israel.

Aljazirah telah menganalisis citra satelit resolusi tinggi yang diambil antara tanggal 14 dan 24 Oktober untuk memantau perubahan di penyeberangan Rafah di sisi Palestina, sehubungan dengan diskusi mengenai pembukaan kembali penyeberangan tersebut di tengah penundaan yang dilakukan Israel.

Membandingkan gambar dari tanggal 14 Oktober dengan gambar dari tanggal 24 Oktober, tampaknya ada konstruksi baru di dalam area penyeberangan, di samping apa yang diyakini sebagai pembatas dan gerbang untuk mengatur pergerakan kendaraan yang masuk dan keluar Jalur Gaza.

photo
Terpenjara di Gaza - (Republika)

Pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza masih sangat dibatasi meskipun ada perbaikan dalam distribusi makanan, kata PBB. PBB melaporkan Kamis lalu bahwa hanya 149 truk yang diturunkan di penyeberangan Gaza pada hari sebelumnya, terhambat oleh rute yang padat dan penundaan yang terus-menerus oleh tentara Israel. 

Kantor media Gaza mengatakan rata-rata hanya 145 truk bantuan per hari yang memasuki Gaza sejak gencatan senjata dimulai, jauh dari jumlah 600 truk yang disepakati. Pergerakan kargo dibatasi oleh apa yang digambarkan PBB sebagai “Koridor Philadelphi yang sangat padat dan sempit”, yang tidak cocok untuk konvoi besar. Organisasi-organisasi kemanusiaan terus menghadapi penolakan Israel terhadap rute alternatif ke penyeberangan Karem Abu Salem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement