REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pegiat pendidikan Najelaa Shihab mengakui, keterlibatan dirinya dalam Grup Whatsapp buatan Nadiem Anwar Makarim sebelum dilantik menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologis (Mendikbud Ristek) periode 2019-2024. Tetapi, partisipasi Najelaa dalam grup tersebut bukan sebagai konsultan.
Najelaa juga bukan pihak yang mempersiapkan pengadaan laptop Chromebook untuk program digitalisai pendidikan. Pengadaan laptop Chromebook dalam program digitalisasi pendidikan itu, saat ini menjadi objek penyidikan korupsi di Kejaksaan Agung (Kejagung) yang menetapkan Nadiem sebagai tersangka.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Najelaa melalui pesan singkatnya menerangkan, ia memang ada dalam Grup WA bikinan Nadiem sebagai pihak eksternal yang memberi saran dan usulan khusus mengenai kurikulum dan kebijakan pendidikan. Menurut dia, di dalam Grup WA tersebut juga ada beberapa nama-nama lain selaku mitra pendidikan Kemendikbudristek.
Termasuk, sambung dia, ada sejumlah pejabat tinggi Kemendikbudristek lainnya. Najelaa menjelaskan, bersama-sama mitra pendidikan eksternal lainnya dalam Grup WA tersebut, hanya khusus membahas hal yang spesifik tentang pendidikan. Menurut dia, ada puluhan anggota dalam grup itu.
"Ada di beberapa WA Group bersama Nadiem Makarim maupun mitra-mitra pendidikan independen dan eksternal, serta pejabat-pejabat kementerian selain Nadiem Makarim, untuk membahas saran maupun usulan rekomendasi dan kajian kebijakan pendidikan sesuai peran Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), dalam mendukung kementrian, antara lain: pengembangan kurikulum dan penerimaan peserta didik baru," kata Najelaa kepada Republika di Jakarta, Senin (27/10/2025).
Najelaa mengaku, tak pernah sekali pun terlibat dalam pembahasan maupun pembicaraan mengenai pengadaan barang maupun penawaran jasa di Kemendikbudristek. Apalagi, ia menegaskan, tak ada keterlibatannya sedikit pun dalam pemberian rekomendasi, saran, atau apa pun bentuknya mengenai sarana maupun prasarana pendidikan untuk program pendidikan era Nadiem.
Termasuk, kata dia, soal laptop pengadaan Chromebook yang bermasalah di kemudian hari. "Saya tidak pernah ikut membahas baik secara langsung maupun dalam WA group khusus tentang persiapan atau perencanaan pengadaan chromebook dan peralatan teknologi informasi karena program ini bukan lah merupakan bagian dari lingkup pekerjaan PSPK yaitu substansi kebijakan pendidikan, bukan sarana dan prasarana," ujar Najelaa.
Saat ini, nama Najelaa muncul dalam pusaran kasus pengadaan laptop Chromebook yang kini dalam penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung. Peran Najelaa disampaikan oleh tim pengacara tersangka Nadiem pada Senin (27/10/2025).
Pengacara Tabrani Abby kepada wartawan menyampaikan adanya Grup WA bikinan Nadiem sebelum ia ditunjuk sebagai mendikbudristek oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Oktober 2019. Grup itu bernama ‘Edu Org’, dan ‘Education Council’.
Setelah Nadiem resmi dilantik menjadi menteri, pada Oktober 2019, grup-grup WA itu berubah nama menjadi 'Menteri Core Team'. Versi penyidikan di Jampidsus, dalam grup sebelum pelantikan menteri itu sudah ada membahas soal program digitalisasi pendidikan.