REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Suasana duka masih menyelimuti keluarga atlet tinju muda Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Banten, Alexandria Warman.
Di tengah kepergian yang mendadak, sang ayah, Jeli Warman, masih mengingat jelas percakapan terakhir dengan putrinya malam sebelum meninggal dunia di asrama.
“Dalam video call itu, Alexa bilang ingin pulang. Katanya, ‘Aku besok mau pulang, tolong dijemput, Bunda,’” ujar Jeli saat mengenang momen terakhir bersama putrinya bersama awak media di Serang, Selasa.
Ia menambahkan, sang anak sempat meminta uang untuk di stasiun dan berencana menonton film. “Saya jawab nanti dijemput jam sepuluh. Setelah itu, tidak ada lagi balasan dari dia,” ucapnya.
Alexa, kata Jeli, sudah menekuni tinju sejak kelas 5 SD dan terbiasa menjalani latihan keras. “Dari kecil dia terbiasa latihan berat, tapi tidak pernah cedera serius,” ujarnya.
Menurutnya, Alexa tidak menunjukkan tanda-tanda sakit. “Paling hanya batuk atau flu ringan. Sakit parah atau cedera berat tidak pernah,” tambahnya.
Bagi keluarga, kepergian Alexa terasa begitu tiba-tiba dan meninggalkan duka mendalam. “Kami tidak menyangka itu jadi komunikasi terakhir kami. Semua berjalan biasa, tidak ada tanda-tanda apa pun,” kata Jeli.
Ia berharap, kejadian yang menimpa anaknya menjadi pelajaran berharga agar perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan atlet muda semakin diperkuat. “Alexa selalu semangat, tidak pernah menyerah. Saya ingin semangat itu tetap hidup di teman-temannya,” ujarnya.