Selasa 14 Oct 2025 17:32 WIB

Akmal Marhali: Timnas Indonesia Belum di Level Pantas Lolos ke Piala Dunia 2026

Akmal mengapresiasi langkah federasi yang mempercepat peningkatan kualitas timnas.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Para pemain timnas Indonesia saat menghadapi Irak pada laga Grup B Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (12/10/2025) dini hari WIB.
Foto: AP Photo/Ali Issa
Para pemain timnas Indonesia saat menghadapi Irak pada laga Grup B Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (12/10/2025) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Founder Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menilai langkah timnas Indonesia menembus Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 sudah menjadi capaian besar. Namun, ia mengingatkan agar publik tetap berpikir objektif dan tidak terbawa euforia berlebihan.

“Kalau saya secara objektif berpikir, Indonesia memang levelnya belum layak lolos Piala Dunia. Kenapa lolos ke putaran empat ini disebut prestasi? Karena level kita memang belum ke arah sana,” ujar Akmal dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta, Senin (14/10/2025).

Baca Juga

Akmal menjelaskan, secara peringkat FIFA, posisi Indonesia yang berada di kisaran 120 dunia masih terlalu jauh untuk bersaing di level global. Menurutnya, mimpi tampil di Piala Dunia tetap boleh dicanangkan, tetapi harus disertai pandangan realistis. Ia menilai, dengan 48 peserta Piala Dunia, posisi Indonesia masih berada di kelompok ketiga terbawah secara peringkat.

Meski begitu, Akmal mengapresiasi langkah federasi yang berupaya mempercepat peningkatan kualitas timnas melalui program naturalisasi pemain. Upaya itu, kata dia, menjadi bentuk akselerasi untuk memperpendek jarak kualitas antara Indonesia dengan tim-tim elite Asia.

Jika menilik perjalanan kualifikasi, ia menilai hasil yang diraih Indonesia sudah sesuai dengan level lawan yang dihadapi. Pada putaran pertama, Indonesia menang atas Brunei Darussalam yang kualitasnya di bawah. Di putaran kedua, skuad Garuda menaklukkan Vietnam dan Filipina, tapi tumbang dua kali dari Irak.

Sementara pada putaran ketiga, Indonesia sempat menang sekali melawan Arab Saudi sebelum Patrick Kluivert mengambil alih kursi pelatih dan membawa kemenangan atas China dan Bahrain yang memastikan tiket ke putaran keempat.

Di tahap ini, Indonesia menghadapi lawan bukan hanya dengan tradisi kuat di Piala Dunia. “Lawan kita bukan hanya berpengalaman tampil di Piala Dunia, tapi juga raja Asia. Arab Saudi sudah tiga kali juara Asia, Irak juara pada 2007 saat main di Indonesia,” tutur Akmal.

Ia menekankan bahwa proses menuju level Piala Dunia tidak bisa dilakukan dengan cara instan. Akmal menilai, Indonesia perlu menapak tangga demi tangga agar menjadi kekuatan yang stabil di Asia. Menurutnya, pencapaian di kawasan regional seperti AFF dan Piala Asia harus lebih dulu ditingkatkan sebelum menatap mimpi lebih besar.

“Kalau kita mau naik tangga ke Piala Dunia, tidak bisa tiba-tiba lompat. AFF saja belum pernah juara, di Piala Asia baru sampai babak gugur. Jadi kalau mau naik tangga, juarai dulu AFF, tembus empat besar Asia, baru mimpi ke Piala Dunia,” ujarnya.

Pada akhirnya, Akmal mengajak masyarakat untuk bersikap lebih proporsional dalam menilai hasil timnas. “Saya ingin mengajak masyarakat berpikir obyektif. Ekspektasi yang terlalu tinggi bisa membuat kita cepat marah dan kecewa,” kata Akmal.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Patrick Kluivert (@patrickkluivert9)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement