REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serikat pemain sepak bola Prancis (UNFP) menyatakan dukungan kepada gelandang AC Milan, Adrien Rabiot. Dukungan diberikan setelah pemain asal Prancis itu dihujani kritik akibat komentarnya terhadap keputusan Serie A menggelar laga Milan kontra Como di Australia pada Februari mendatang.
Rabiot sebelumnya menyebut keputusan tersebut sebagai langkah yang “gila”. Pernyataan itu menuai respons dari Kepala Eksekutif Serie A Luigi De Siervo yang menilai para pemain seharusnya menghormati uang yang mereka hasilkan dan perusahaan tempat mereka bekerja.
Langkah Serie A ini diambil karena Stadion San Siro, markas Milan, tidak dapat digunakan pada Februari mendatang akibat penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin. Federasi sepak bola Italia menjadikan situasi itu sebagai peluang untuk meningkatkan eksposur internasional lewat laga yang akan digelar di Perth, Australia.
UNFP menegaskan bahwa pandangan Rabiot mewakili banyak pemain profesional. “Pengamatan Rabiot diamini oleh sebagian besar pemain karena akurat, karena didasarkan pada pengetahuan empiris tentang sepak bola dan profesi pesepak bola,” ujar UNFP dalam pernyataan resmi yang dirilis Kamis (9/10/2025), dikutip Reuters.
Serikat tersebut menilai banyak pemain tidak memiliki akses media untuk menyampaikan pandangannya, padahal mereka memiliki hak dan bahkan kewajiban moral untuk bersuara. UNFP juga menekankan bahwa kebebasan berekspresi merupakan hak mendasar yang harus dijaga dalam dunia sepak bola profesional.
Selain UNFP, federasi pemain global FIFPRO juga menyuarakan prinsip serupa. UNFP menegaskan, pihaknya akan terus membela hak para pemain untuk berbicara secara terbuka terkait keputusan yang memengaruhi karier mereka.
Di sisi lain, UEFA selaku badan sepak bola Eropa sempat menentang pertandingan liga domestik yang dimainkan di luar negeri. Namun, pada Senin (6/10/2025), mereka akhirnya memberikan izin dengan sejumlah catatan. UEFA menyatakan, keputusan ini diambil dengan “berat hati” karena kerangka peraturan FIFA yang mengatur pertandingan lintas negara masih belum memiliki kejelasan dan detail yang memadai.
Sebagai penutup, UNFP menegaskan komitmennya dalam membela kebebasan berbicara para pemain. “Kebebasan berekspresi bagi pesepak bola adalah prinsip dasar yang akan selalu dibela UNFP, begitu pula FIFPRO,” bunyi pernyataan resmi mereka.