REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Juru bicara Hamas di Lebanon, Walid Kilani kepada RIA Novosti pada Kamis (9/10/2025), mengatakan, perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza belum ditandatangani karena ketidaksepakatan tentang daftar tahanan Palestina. Di antara para tahanan itu, kata Kilani, adalah Marwan Barghouti, Abdullah Barghouti, Ahmad Saadat, Ibrahim Hamed, dan Hassan Salama.
"Perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza belum ditandatangani karena ketidaksepakatan tentang daftar pemimpin Palestina yang dipenjara dan diharapkan bisa dibebaskan dari penjara Israel," kata Kilani.
Pelucutan senjata terhadap sejumlah gerakan perlawanan, termasuk Hamas, dan persoalan tentang pemerintahan Jalur Gaza tidak dibahas pada tahap perundingan tidak langsung di Mesir, imbuh juru bicara itu. Seorang sumber Israel mengonfirmasi kepada CNN bahwa negosiasi tengah berlangsung terkait pembebasan para tahanan Palestina.
Sementara, jenazah pemimpin Hamas yang terbunuh, yaitu Yahya Sinwar dan Mohammed Sinwar, tidak akan dikembalikan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata tersebut, katanya.
"Tim sedang menyusun daftar tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan. Masalah ini belum terselesaikan," kata sumber tersebut.
Setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata, tank-tank Israel terekam masih menembaki banyak orang di jalanan di mana para pengungsi Palestina berjalan menuju Kota Gaza. Rekaman itu disiarkan langsung oleh Al Jazeera. Koresponden saluran berita tersebut mengatakan tank-tank itu menembak dari jarak dekat.
Pada 29 September, Presiden AS Donald Trump meluncurkan rencana 20 poin untuk mengakhiri konflik Gaza. Usulan tersebut antara lain menyerukan gencatan senjata segera dan pembebasan sandera dalam waktu 72 jam.
Rencana itu juga menetapkan bahwa gerakan Hamas dan faksi-faksi lain harus menghentikan keterlibatan mereka di dalam pemerintahan Gaza, yang selanjutnya akan dipercayakan kepada "komite Palestina yang teknokratis dan apolitis" yang diawasi oleh dewan internasional yang dipimpin oleh Trump.
Pada Rabu, Trump mengatakan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani tahap pertama perjanjian damai Gaza, yang menyepakati bahwa gerakan Palestina itu akan membebaskan semua sandera dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati.
