Senin 06 Oct 2025 15:56 WIB

Saran Ahli Teknik Sipil untuk Mengetahui Penyebab Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny

BNPB menyebut evakuasi korban ambruknya mushala Ponpes Khoziny memasuki tahap akhir.

Petugas mencari jenazah di antara reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (5/10/2025).
Foto: Basarnas
Petugas mencari jenazah di antara reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (5/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar Teknik Sipil, Struktur Tahan Gempa dari Fakultas Teknik Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat (Sumbar), Prof Fauzan menyarankan agar dibentuk tim investigasi untuk menyelidiki serta mencari tahu penyebab ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khozini, Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga Senin (6/10/2025), Basarnas masih menggelar proses evakuasi korban yang masih tertimbun.

"Selain penyelamatan dan evakuasi, saya rasa perlu dibentuk tim untuk investigasi penyebab keruntuhan," kata Pakar Teknik Sipil, Struktur Tahan Gempa Unand Prof Fauzan di Padang, Senin.

Baca Juga

Menurutnya, tim investigasi ini sangat penting untuk mendalami penyebab utama ambruknya bangunan itu. Sebab, kejadian itu terjadi dalam kondisi normal atau tidak ada gempa dan sejenisnya.

Ia menjelaskan setiap fasilitas pendidikan yang akan dibangun harus merujuk kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan faktor keutamaan satu setengah kali lipat dari gedung biasa.

"Jadi, kalau itu (ponpes) dibangun sesuai standar, maka beban pengalinya itu satu setengah kali lipat lebih kuat dari bangunan kantor biasa," jelas dia.

photo
Proses evakuasi jenazah di lokasi kejadian Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. - (Basarnas)

Penetapan beban pengali itu untuk memastikan bangunan yang dibangun kuat dan mampu menahan volume di dalamnya. Apalagi sebagai fasilitas pendidikan akan digunakan jangka panjang dan menampung banyak peserta didik sehingga butuh jaminan kekokohan.

"Di dalam SNI ketentuan itu juga sudah diatur," kata dia.

Terakhir, lanjutnya, setelah asesmen dan tim investigasi bekerja, maka publik bisa mengetahui penyebab robohnya bangunan Ponpes Al Khozini, di Sidoarjo, Jawa Timur sehingga bisa menjadi sebuah evaluasi bagi dunia konstruksi ke depannya.

Terpisah Wakil Menteri (Wamen) Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti saat berkunjung ke Kota Padang (29/9/2025) menekankan pentingnya mendirikan bangunan atau gedung untuk selalu mengacu kepada SNI 1726:2019 atau standar bangunan tahan gempa.

"Pada saat persetujuan bangunan gedung, seharusnya semua struktur yang dilakukan itu sudah mengacu kepada SNI 1726:2019," kata Diana Kusumastuti.

Untuk diketahui, SNI 1726:2019 mengatur tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung, dan non-gedung yang diterbitkan serta disosialisasikan oleh Kementerian PU.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement