Senin 06 Oct 2025 15:06 WIB

Anggaran Pertahanan Indonesia Masih Rendah, Banggar Komitmen Dukung Kebutuhan TNI

Indonesia berupaya mencapai MEF secara maksimal.

Sejumlah Alutsista TNI ditunjukan saat defile dalam peringatan HUT ke-80 TNI di kawasan Silang Monas, Jakarta, Ahad (5/10/2025). Pada peringatan HUT ke-80 TNI mengangkat tema besar TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju. Selain upacara, gelaran HUT ke-80 TNI ini menampilkan sejumlah atraksi pesawat tempur, terjung payung, pengibaran bendera Merah Putih di atas langit Jakarta hingga simulasi pembebasan tawanan oleh pasukan TNI.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah Alutsista TNI ditunjukan saat defile dalam peringatan HUT ke-80 TNI di kawasan Silang Monas, Jakarta, Ahad (5/10/2025). Pada peringatan HUT ke-80 TNI mengangkat tema besar TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju. Selain upacara, gelaran HUT ke-80 TNI ini menampilkan sejumlah atraksi pesawat tempur, terjung payung, pengibaran bendera Merah Putih di atas langit Jakarta hingga simulasi pembebasan tawanan oleh pasukan TNI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Badan Anggaran DPR selalu mendukung kebutuhan anggaran TNI untuk mencapai Minimum Essential Force (MEF).

Ketua Banggar DPR-RI, Said Abdullah, mengatakan jika dibandingkan dengan kebutuhan anggaran negara negara maju dengan kekuatan militer canggih, alokasi anggaran pertahanan Indonesia memang masih rendah.

Baca Juga

Said menyebut, Defend Budget Rank 2025 yang di rilis oleh Global Firepower menempatkan Indonesia di urutan 29, dibawah Singapura di urutan 26.

“Tentu ini belum ideal mendukung MEF, karena keterbatasan fiskal kita. Kedepan kita perkuat kebutuhan anggaran pertahanan, sejalan dengan upaya penyehatan fiscal,” kata dia, kepada media, dia Jakarta, Senin (6/10/2025).

Dukungan anggaran tersebut, sebagai upaya mendorong Indonesia menuju MEF sebagai catatan refelksi HUT ke-80 TNI. Said menyinggung soal peringkat 13 dunia Indonesia oleh Global Firepower. Letak persoalan bukan soal kepuasaan, melainkan perlu menganalisis kembali, apakah sistem pertahanan, dan apakah jalan MEF tersebut sudah on the track?

Dia menjelaskan, doktrin pertahanan yang diajukan oleh Presiden Prabowo tidak bergeser dari sistem pertahanan semesta. Sistem pertahanan semesta dirumuskan oleh Jenderal AH Nasution, dalam Bukunya Pokok Pokok Gerilya.

Sifat dari sistem pertahanan semesta, kata dia, melibatkan seluruh rakyat dan sumber daya nasional dalam membangun pertahanan. TNI dan Polri sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan utama, yang di topang oleh partisipasi aktif rakyat terlatih dalam bela negara.

Menurut Said, doktrin ini masih sangat relevan, sebab dunia kini tidak hanya mengarah pada perang konvensional, tetapi juga ada perang politik, ekonomi, budaya dan siber.

Dalam perang non konvensional, kata dia, TNI dan Polri tentu ada keterbatasan. Oleh sebab itu diperlukan dukungan rakyat terlatih, kaum profesional yang ahli di bidangnya masing masing, terintegrasi dengan kekuatan TNI dan Polri.

photo
Prajurit Korps Marinir TNI AL dengan alutsista melakukan defile saat gladi bersih Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Monas, Jakarta, Jumat (3/10/2025). Gladi bersih tersebut digelar dalam rangka persiapan HUT ke-80 TNI yang mengerahkan sekitar 140 ribu pasukan TNI pada Minggu, 5 Oktober 2025 - (Republika/Thoudy Badai)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement