Kamis 02 Oct 2025 16:28 WIB

MBG tak Disetop, Kepala BGN: Saya Diperintahkan Presiden untuk Percepatan, Banyak Anak Menanti

Dadan memastikan bahwa SPPG bermasalah akan disetop terlebih dulu.

Rep: Bayu Adji/ Red: Teguh Firmansyah
Siswa korban keracunan makan bergizi gratis (MBG) menjallani perawatan di ruang UKS SMP Negeri 3 Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (1/10/2025). Dinas Kesehatan Kota Banjar mengevakuasi siswa yang diduga keracunan MBG untuk dilakukan penangan dan perawatan di rumah sakit RSU Banjar Patroman, RSUD Banjar, dan Mitra Idaman.
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Siswa korban keracunan makan bergizi gratis (MBG) menjallani perawatan di ruang UKS SMP Negeri 3 Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (1/10/2025). Dinas Kesehatan Kota Banjar mengevakuasi siswa yang diduga keracunan MBG untuk dilakukan penangan dan perawatan di rumah sakit RSU Banjar Patroman, RSUD Banjar, dan Mitra Idaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan bakal terus melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di tengah desakan untuk melakukan moratorium. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang disebut menantikan untuk menikmati program tersebut.

Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, pihaknya telah mendapatkan mandat Presiden Prabowo Subianto untuk terus melaksanakan program MBG. Bahkan, Prabowo disebut ingin BGN melakukan percepatan agar program itu makin banyak dirasakan rakyat Indonesia. Apalagi, masih banyak masyarakat yang diklaim menanti program itu.

Baca Juga

"Saya tetap diperintahkan oleh Pak Presiden untuk melakukan percepatan-percepatan, karena banyak anak, banyak orang tua yang menantikan terkait kapan menerima makan bergizi gratis," kata dia saat konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kamis (2/10/2025).

Karena itu, Dadan menyatakan, BGN akan terus melaksanakan program MBG. Pelaksanaan program itu akan terus dilakukan, kecuali Presiden Prabowo memberikan perintah lain kepadanya. "Di luar perintah itu, saya tetap melaksanakan, kecuali nanti Pak Presiden mengeluarkan perintah lain," ujar dia.

Diketahui, kasus dugaan keracunan akibat program MBG masih terus terjadi hingga hari ini. Maraknya kasus itu membuat sejumlah pihak menolak program prioritas Presiden Prabowo itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement